Meski Bergejala Ringan, Warga Kota Tangerang Diminta Waspadai Omicron

dr. Dini Anggraeni

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni.

INDOPOS.CO.ID-Covid-19 varian Omicron kerap dianggap memiliki gejala yang ringan dan tidak perlu penanganan lebih di rumah sakit jika tertular.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni menegaskan masyarakat Kota Tangerang tak boleh menganggap enteng dampaknya bagi kelompok tertentu.

Ia menjelaskan, berisko rendah bukan berarti tidak berisiko.

“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan satu dari tiga orang terinfeksi virus Covid-19, tidak mengalami gejala dan tanpa mereka sadari bisa menyebarkan virus kepada orang lain, atau telah menjadi carrier,” ujar Dini, Jumat (11/2/2022).

Dini menjelaskan virus corona tidak memilih kepada siapa akan menularkannya. Tidak ada kelompok yang kebal, semua memiliki risiko yang sama untuk terinfeksi Covid-19. Pembedanya ialah derajat sakitnya, hal ini tergantung atas respons tubuh saat terserang Covid-19.

Menurut Dini walaupun tubuh tetap atau dirasa sehat, bukan berarti tidak membawa virus.

“Bisa jadi, Anda yang sehat, namun sedang atau sudah menjadi carrier yang bisa membahayakan orang sekitar, terutama mereka kelompok rentan dan berisiko tinggi saat terpapar Covid-19. Seperti lansia, pengidap komorbid hingga anak-anak yang berpotensi dampaknya hingga kematian,” tegasnya.

Dini mengimbau supaya tetap aman dan sehat, kuncinya adalah selalu hati-hati dan waspada. Masyarakat Kota Tangerang untuk selalu membekali perlindungan diri dengan selalu memakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas di luar rumah.

“Satu lagi, yang tak kalah penting, segera vaksinasi termasuk vaksin booster. Semakin cepat divaksinasi, semakin banyak masyarakat yang terproteksi. Lakukan vaksinasi booster untuk memperkuat tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan,” imbaunya.

Dini mengungkapkan, berdasarkan data per Rabu (9/2/2022) kasus Covid-19 bertambah 1.992 kasus, dan angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang 2022.

Ia mengungkapkan seminggu ini kasus harian selalu di atas 1.500. Hanya di Selasa (7/2/2022) terjadi penurunan di angka 865 kasus.

“Ini harus menjadi perhatian kita semua. Penularan terjadi cukup cepat walau terlihat kondisi para pasien tergolong ringan atau bisa ditangani dengan isolasi mandiri. Namun, ini tetap berisiko tinggi pada lansia atau mereka pengidap komorbid,” kata Dini.

Dini menyebutkan saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) pada rumah sakit (RS) berada di angka 53,01 persen, dengan kapasitas 1.096 tempat tidur. Di antaranya, 124 tempat tidur ICU dan 972 rawat inap.

“BOR di angka 53,01 persen karena tempat tidur yang kita aktifkan hanya 1.096. Angka ini masih bisa kita terus tambah, sesuai dengan kebutuhan atas kondisi covid-19 yang ada. Sementara hanya 1.096 tempat tidur dulu,” jelasnya.

Ia mengimbau, bagi seluruh masyarakat Kota Tangerang untuk lebih peka dengan kondisi kesehatan tubuh. Jika terjadi gejala-gejala yang cenderung ke Covid-19, untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas untuk segera mengikuti swab PCR.

Saat ini kata Dini, masyarakat acuh dengan kondisinya, mungkin saat itu kuat dengan daya tahan tubuh yang dimiliki.

“Tapi harus ingat, bahwa ada keluarga kita di rumah seperti lansia, mungkin mereka yang punya komorbid atau anak-anak yang berpotensi tinggi terpapar hingga terjadi kasus kematian. Jadi jangan egois, jaga diri kita, keluarga kita, lingkungan kita,” pungkasnya. (dam)

Exit mobile version