Rakenas BKKBN Target Turunkan Angka Stunting 14 persen 2024

BKKBN

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Selasa (22/2/2022).

INDOPOS.CO.ID – Penurunan stunting di Indonesia menjadi program prioritas utama untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Hal itu pun tertuang lewat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana.

Untuk menajamkan dan menyelaraskan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Program Bangga Kencana, BKKBN menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Selasa-Rabu (22-23 Februari 2022).

Rakernas yang dibuka oleh Wakil Presiden RI Maruf Amin di Auditorium BKKBN Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/2/2022).

Rakernas ini mengundang sembilan narasumber dari lintas sektor, eksternal dan internal BKKBN, serta diikuti oleh 880 peserta dari seluruh Indonesia. Di antaranya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (keynote speaker), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kepala BKKBN, Deputi Bidang KB KR BKKBN, dan Inspektur Utama BKKBN.

“Kami berharap dapat mendukung target pemerintah, terutama dalam percepatan penurunan stunting. Kami akan terus melakukan koordinasi kepada kementerian/ lembaga terkait untuk dukungan konvergensi program penurunan stunting serta membantuk tim percepatan penurunan stunting,” ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Selasa (22/2/2022).

Untuk mencapai target tentu merupakan kerja keras banyak pihak.Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021, menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting dalam 2 tahun terakhir. Dari data SSGBI tersebut, sambung Hasto, diketahui bahwa angka stunting pada 2019 sebesar 27,67 persen, sedangkan pada 2021 kasus stunting menurun di angka 24,40 persen.

“Ini artinya, BKKBN dan beberapa pihak lainnya yang terlibat dalam upaya penurunan kasus stunting di Indonesia berhasil menurunkan 3,3% kasus stunting dalam 2 tahun,” ucapnya.

Penurunan angka stunting ini pun berarti upaya dan intervensi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga pemerintah menunjukkan hasil yang baik. Berbagai upaya dilakukan BKKBN dalam menurunkan angka stunting ini, mulai dari perbaikan gizi ibu hamil sampai melahirkan dan menyusui, edukasi yang tiada henti kepada seluruh masyarakat, khususnya calon maupun orangtua, dan beberapa intervensi lainnya yang langsung dirasakan masyarakat.

“Mempertajam langkah menuju target penurunan stunting sesuai harapan tentu akan tercapai kalau semua pihak berperan aktif,” pungkas Hasto seraya berharap hasil Rakernas akan memberikan semangat baru mencapai taget 14 persen hingga 2024 mendatang. (ney)

Exit mobile version