Gandeng Kaum Muda Turunkan Stunting, BKKBN Optimistis Capai Target

bkkbn

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto (Batik tiga dari kanan) saat menyampaikan Sosialisasi RAN PASTI di Hotel Horison Ultima Ratu, Kota Serang, Provinsi Banten, Senin (7/3/2022). Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Perjalanan menuju tahun 2024 hanya menyisakan 2 tahun lagi. Di tahun itu ada hal penting yang harus dicapai, yaitu penurunan stunting yang harus mencapai target 14 persen.

Percepatan penurunan stunting saat ini semakin dikebut. Untuk capai target, pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki strategis dengan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI).

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto menyatakan bahwa RAN PASTI perlu disosialisasikan kepada seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Jika program diterapkan secara nasional di seluruh daerah di Indonesia, maka akan membawa dampak signifikan untuk mencapai target penurunan stunting yang telah ditetapkan Presiden.

“Kenapa namanya PASTI? Jadi ini memastikan bahwa rencana aksi nanti memperoleh hasil yang pasti, yakni pada tahun 2024 angkanya mencapai 14 persen,” ujar Agus Suprapto, saat menyampaikan Sosialisasi RAN PASTI di Hotel Horison Ultima Ratu, Kota Serang, Provinsi Banten, Senin (7/3/2022).

Dalam paparan sosialisasinya, Deputi Agus menyampaikan penjelasan mengenai mekanisme tata kerja percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi, kabupaten dan kota sampai tingkat desa. Diuraikan juga mengenai pemantuan, pelaporan, evaluasi, serta skenario pendanaan penanganan stunting di daerah.

Kemudian, Agus menyampaikan, kondisi stunting di Provinsi Banten merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi tertinggi. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat, terdapat beberapa daerah perkotaan di Banten yang tergolong dalam zona stunting “kuning” dan “hijau”. Diantaranya Kota Serang dan Kota Cilegon di kategori kuning serta Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang di kategori hijau.

Satu kabupaten di Banten berkategori “merah” yakni Pandeglang karena prevalensinya di atas 30 persen. Bahkan Pandeglang dengan prevalensinya yang 37,8 persen menduduki posisi nomor 26 dari 246 kabupaten/kota di 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi.

Agus menyatakan, Provinsi Banten memiliki potensinyang cukup besar untuk menekan angka stunting. Menurut dia, dengan mayoritas penduduk berumur muda dan keberadaan perguruan tinggi bisa dimanfaatkan untuk menekan angka stunting dari hulu hingga hilir.

“Dengan menggandeng mayoritas kalangan muda dari universitas, serta kader-kader PKK bisa diikutsertakan dalam penanganan stunting sejak hulu hingga hilir. Di hulu bisa dilakukan pendampingan calon pengantin kemudian sosialiasi terkait reproduksi, makanan bergizi hingga pendampingan pada 1.000 hari pertama kehidupan,” ungkapnya.

Menurut Agus, RAN PASTI perlu menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menangani stunting. Menurutnya, RAN PASTI perlu disampaikan sebagai acuan bagi pemerintah pusat pemerintah daerah bersama dengan semua unsur masyarakat dan pemangku kepentingan untuk melakukan langkah konkret yang bisa dilakukan secara konvergen holistik integratif dan berkualitas.

“Artinya dengan mengacu pada RAN PASTI, maka kekompakan para Bupati, Walikota, OPD bersama anak-anak muda di Universitas, kemudian kader BKKBN, ibu PKK dan mitranya akan bisa mencapai target penurunan stunting 14 persen pada tahun 2024,” pungkasnya. (ney)

Exit mobile version