Atasi PMK Ternak, DPR Apresiasi Langkah Cepat Mentan

Ternak PMK

Hewan ternak sapi Foto: dok Kementan

INDOPOS.CO.ID – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan, sejak 1990 lalu Indonesia telah bebas wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Munculnya wabah saat ini, perlu dilakukan evaluasi.

“Sudah dari 1990 kita bebas PMK. Kalau kemudian sekarang ada wabah bisa dikarenakan dari luar negeri,” ujar Andi Akmal Pasluddin secara daring, Minggu (22/5/2022).

Ia menyebut, hingga saat ini berdasarkan data lebih dari 14 juta sapi terpapar PMK. Dan Jawa Timur dan Aceh paling terparah terpapar PMK. Untuk itu, menurut dia, pemerintah harus melakukan langkah taktis dalam penanganan kasus PMK.

“Kami minta pemerintah memiliki langkah taktis dengan melakukan lock down. Karena virus PMK sangat cepat menyebar,” terangnya.

Ia menyebut virus ini bukan saja menyerang sapi, tetapi juga kerbau, domba dan babi. Selain lock down, menurut dia, harus ada upaya pemberian vaksinasi kepada hewan ternak.

“Kita harus melakukan langkah ke depan, karena wabah ini terjadi di Indonesia. Sementara negara lain sudah tidak terjangkit lagi wabah PMK,” terangnya.

“Pemerintah jangan hanya menghilangkan dan mematikan saja, tetapi juga mencegah wabah PMK datang lagi,” imbuhnya.

Menurut dia, dampak wabah PMK sangat besar terhadap pedagang ternak kecil. Karena, mereka akan sulit menjual hewan ternaknya. “Ini juga akan berpengaruh pada ketersediaan hewan kurban. Apalagi kita sudah mendekati Hari Raya Kurban,” ujarnya.

“Jadi kami memberikan masukan kepada Kementan agar ada langkah taktis seperti pemberian vaksin dan lock down. Dan kami apresiasi langkah Mentan yang cepat memberikan obat dan pendampingan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa semua kekuatan di Kementan terus bekerja melakukan antisipasi dan proteksi terhadap penyebaran wabah PMK. Karena itu dikatakan dia, semangat tersebut harus dijaga bersama, baik oleh daerah maupun jajaran Komisi IV dan pemerintah yang ada di pusat.

“Saya pastikan bahwa semua kekuatan yang ada di jajaran pemerintah khususnya Kementerian Pertanian lebih khusus lagi Dirjen Peternakan terus bergerak untuk mengantisipasi dari suspect PMK,” katanya.

“Ingat bahwa yang saya sampaikan PMK ada tapi proses penyembuhannya sangat maksimal artinya tingkat kematiannya sangat sedikit. Dan hari ini saya bersama Anggota Komisi IV melakukan intervensi pemberian obat-obatan, vitamin, antibiotik dan termasuk herbal,” imbuhnya.(nas)

Exit mobile version