Dipandang Sebelah Mata, Kemendikbudristek: Pendidikan Vokasi Wajib Kolaborasi dengan DUDI

pendidikan vokasi

Siswa magang di industri (dok Kemendikbudristek)

INDOPOS.CO.ID – Lulusan pendidikan tinggi vokasi sering dipandang kalah saing dengan lulusan perguruan tinggi akademik. Selain itu, ada ketidaksinkronan (mismatch) antara pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) Henri Tambunan dalam keterangan, Senin (23/5/2022).

Untuk itu, menurut dia, perguruan tinggi vokasi wajib berkolaborasi dengan dunia kerja atau dunia industri (DUDI). Salah satunya dengan merancang dan menjalankan kurikulum agar link and match antara pendidikan dengan dunia kerja.

“Melalui program ini, calon mahasiswa dapat menyetarakan sertifikasi kompetensi/ keahlian yang dimiliki sejak duduk di bangku SMK sebagai kredit perkuliahan melalui mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” katanya.

Selain itu, masih ujar Tambunan, magang industri yang dilakukan oleh mahasiswa selama satu semester juga diakui sebagai kredit perkuliahan. Sehingga total waktu tempuh untuk menyelesaikan program D-2 yang umumnya ditempuh selama 4 semester atau 2 tahun, dapat diselesaikan hanya dalam 3 semester atau 1,5 tahun.

“Adapun total beban kredit minimum dalam skema ini adalah 72 SKS,” bebernya.

“Program diploma-2 reguler membutuhkan empat semester untuk lulus. Tetapi terobosan ini membuat waktu tempuh diploma-2 lebih singkat menjadi hanya tiga semester,” imbuhnya.

Ia menambahkan, kurikulum dan proses pembelajaran D-2 disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Perguruan tinggi dan mitranya, menurut dia, harus duduk bersama untuk merumuskan dan menyusun substansi yang perlu agar kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan.

“Kamu memberi kesempatan bagi perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan industri,” terangnya.

“Tahun ini kami usulkan peningkatan pendidikan D-3 dan pembukaan program D-2 jalur cepat. Dari 117 program studi (Prodi) sarjana terapan, 45 di antaranya merupakan prodi penerima Competitive Fund Vokasi 2021. Sementara itu untuk D-2 jalur cepat, dari 42 usulan, 32 di antaranya merupakan penerima 2021,” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version