Pelonggaran Prokes Dinilai akan Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Bhima Yudhistira.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Foto: Ist.

INDOPOS.CO.ID – Tahapan pelonggaran protokol kesehatan (prokes) Covid-19 menunjukkan bahwa saat ini fokus pemerintah adalah mempercepat pemulihan mobilitas masyarakat.

“Kalau masyarakat mulai bergerak di luar rumah secara lebih bebas, maka belanja masyarakat akan naik. Paling terasa di ritel dan transportasi. Kenaikan permintaan bukan saja pada saat lebaran kemarin tapi akan berlanjut sepanjang sisa tahun 2022,” ujar Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada indopos.co.id, Rabu (25/5/2022) malam.

Bhima menjelaskan, selama ini pelaku usaha termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah menunggu pelonggaran seperti pemakaian masker di tempat terbuka.

“Omset mulai bergerak naik, tentu akan banyak serap tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua (Q2) diperkirakan mencapai 4,2% sampai dengan 4,75% year on year (yoy),” kata Bhima.

Bhima mengatakan proyeksi pertumbuhan sektor perdagangan secara umum diperkirakan 5,5-6% year-on-year dan sektor transportasi pergudangan sebesar 16-18%.

Sementara sektor perhotelan perlahan akan membaik. Okupansi kamar sekaligus didorong pendapatan dari acara-acara seperti resepsi pernikahan, expo dan rapat atau meeting, incentive, convention, exhibition (MICE).

“Pelaku industri kreatif juga diharapkan turut bergembira, karena konser dan pertunjukkan mulai ramai kembali. Ini ibarat kemarau 2 tahun dihapus dengan hujan 1 hari. Permintaan secara agregat alami perbaikan,” katanya.

Pertumbuhan kredit perbankan, kata Bhima bahkan bisa mencapai 6,9 persen. Salah satu pendorongnya adalah kredit konsumsi yang naik 6-6,5% di tahun 2022. Pengusaha pun akan respons dengan menaikkan kapasitas produksi khususnya di sektor makanan minuman, pakaian jadi dan alas kaki.

“Baru-baru ini Uni Eropa juga tidak mewajibkan masker di bandara dan di dalam pesawat. Langkah ini langsung mendapat respons kenaikan tajam permintaan kursi penerbangan di Eropa. Harapannya pemerintah Indonesia juga segera melonggarkan aturan di transportasi umum, apabila indikator pandemi Covid19-nya membaik,” ujarnya.

Bhima menyarankan bagi pemerintah untuk buat berbagai acara untuk menarik wisata di daerah.

“Pasca lebaran belum ada momentum hari raya besar yang bisa menaikkan animo wisatawan. Kalau menunggu libur panjang natal tahun baru terlalu lama. Jadi buat saja banyak kegiatan festival, expo dan agenda wisata untuk tarik minat belanja masyarakat. Pemerintah juga bisa gandeng pengusaha di pusat perbelanjaan untuk membuat bazar atau kegiatan sejenisnya,” pungkasnya.

Sementara itu, ekonom Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya mengatakan pelonggaran prokes Covid-19 akan terus diamati berdasarkan data harian.

“Kalau meningkat lagi bisa diketatkan (prokes),” ujar Berly singkat. (dam)

Exit mobile version