Viral, Sastrawan Muda Ini Tulis Kisah Ridwan Kamil Cari Eril

RK dan Eril

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Emmeril Kahn Mumtadz. Foto: Instagram/@ataliapr

INDOPOS.CO.ID – Penulis novel Jombang Santani Khairen alias JS Khairen turut merasakan kesedihan, yang dialami Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan keluarganya karena kehilangan putra sulungnya Emmeril Kahn Mumtadz.

Ia menuliskan kalimat menyentuh dan penuh makna kepada Eril sapaan karib Emmeril Kahn Mumtadz itu. Hal itu diunggah dalam akun media sosial pribadinya diberi judul “Surat untuk Sungai”.

Isi tulisan yang disampaikannya menggambarkan, perjuangan ayah tidak mudah menyerah mencari keberadaan anaknya. Serta mengenang kembali masa anak-anak bersamanya.

“Gak kuat nulis ini, gegara nahan sesuatu yang hangat di pelupuk mata,” kata JS Khairen dalam akun Twitter-nya @JS_Khairen dilihat, Rabu (1/6/2022).

“Beruntunglah kamu, yang pernah melihat ayahmu menangis meski satu sampai dua kali. Soalnya sebagian besar kita, tidak pernah melihatnya,” tambahnya.

Tulisan tersebut lahir karena dirinya tengah jauh dari anak-anaknya. Dalam unggahan lain di media sosial Instagram miliknya @js_khairen, terdapat lengkap Surat Untuk Sungai. Berikut adalah isi surat yang menyentuh untuk dukungan pencarian Eril.

Tangis paling mengerikan adalah tangis tak bersuara seorang ayah. Tangannya menyentuh permukaan sungai nan dingin itu. Di dalam hati, ia berteriak. Semoga sentuhan barusan merambat sampai ke anaknya, yang entah berada di mana sekarang. Semoga, sentuhan itu memberi pesan.

Ia coba lihat-lihat ke dasar sungai. Namun yang terlihat malah hal lain; bayangan saat ia menggendong sang putra pertama kali. Saat hari pertama ia mengantarkannya ke sekolah. Juga saat bersorak bangga saat anaknya lulus.

Masih ia percik-percikkan permukaan sungai itu. Mungkin jika boleh bertanya, ia akan bertanya.

“Di mana anakku, sungai? Tenggelamkah? Di ujung sana menanti kedinginan kah? Sudah menepi? Terduduk di rumah seseorang sambil pengobatan cidera kah? Sungai, tolong beri tahu.”

Pria topi bundar itu runtuh. Setiap hari, jutaan ayah, jutaan orang, jutaan anak, juga khawatir dan ikut berdoa diam-diam untuk mereka. Barang kali kalau boleh ikut terjun ke sana, akan ada banyak ayah yang siap ikut terjun membantu.

Hai sungai yang dingin, tak cukup hangatkah doa yang kami kirim? Yang tiap buka gawai, entah bagaimana secara insting terus mencari berita Eril, Eril, Eril.

Gak kenal Eril, gak terlalu sering ngikutin Kang Emil. Namun beberapa hari belakangan, ada banyak orang yang secara tulus berdoa agar ia segera ditemukan. Tidak cukup hangatkah itu, wahai sungai?

Broadcaster of daily happines, begitu tulisan di bio IG si pria topi bundar. Kurang lebih maknanya adalah, sang penyiar kebahagiaan. Namun, beberapa hari ini ia tengah bersedih. Melihatnya bersedih, kita ikut-ikutan remuk.

Sungai, jika tangis diam-diam seorang ayah adalah tangis paling menakutkan, maka cukupkah tangis dan doa kami, supaya kau menghangat dan mereda? Tolong beritahu ia di mana.(dan)

Exit mobile version