Budaya Digital Dibutuhkan sebagai Penguat Karakter Bangsa

Budaya Digital

Tangkapan layar webinar ngrobrol bareng legislator bertajuk Budaya Digital bagi Manusia Modern. Foto: Aplikasi Zoom

INDOPOS.CO.ID – Perkembangan teknologi menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam masyarakat. Tidak hanya ditentukan nilai-nilai budaya, melainkan justru mampu membentuk budaya baru.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi semakin terpacu, dengan adanya pandemi Covid-19 telah mendorong berbagai kegiatan di ruang digital.

“Kehadiran teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah, yang memertegas bahwa kita sedang berada di era transformasi digital,” kata Semuel dalam webinar ngrobrol bareng legislator bertajuk Budaya Digital bagi Manusia Modern, Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Di sisi lain, massifnya pengguna internet di Indonesia harus menjadi perhatian karena membawa berbagai risiko, seperti penipuan online, hoaks, cyber bully dan konten negatif lainnya.

“Karena itu, peningkatan teknologi digital perlu diimbangi kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan tepat guna,” ujar Semuel.

Anggota Komisi I DPR Subarna mengingatkan, sebelum menggunakan aktivitas digital harus melengkapi diri dengan pengetahuan dan aturannya. Karena bila digunakan keliru tentu berdampak negatif. “(Bila keliru) teknologi justru, menjadi boomerang bagi manusia itu sendiri,” ujar Subarna.

Ia menyadari, budaya digital didominasi pengguna media sosial. Meski kerap menimbulkan masalah baru, apabila tidak didasari karakter pengguna media sosial yang baik.

“Teknologi digital ini sebenarnya sangat membantu dan memudahkan dalam segala aktivitas. Budaya digital dibutuhkan sebagai penguat karakter berbangsa dan bernegara, sebagai manusia moderen,” tutur Subarna.

Pelatih Adopsi Teknologi Digital Irwan Thamrin bersama Kominfo, aktif memberikan pelatihan kepada desa-desa wisata di Indonesia, untuk bisa membantu warga setempat turut bertranformasi digital.

Ia menjelaskan, budaya digital merupakan hasil pola pikir kreasi dan cipta karya manusia berbasis teknologi internet. Diitekankan oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Karena kita tanpa menguasai teknologi kita ngga ngerti apa yang mau kita jalanin. Pengusaan digital itu membawa ke arah pola pikir yang berbeda,” imbuh Irwan.

Adapun pelatihan empat pilar utama literasi digital. Di antaranya kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Kegiatan itu dapat terus dilihat melalui laman resmi Literasi Digital melalui media sosial @siberkreasi.(dan)

Exit mobile version