Ini Tips Agar Nyaman Menggunakan WhatsApp

WhatsApp

Tangkapan layar Obral-Obrol liTerasi Digital (OOTD) berjatuk Tips Aman dan Privat di WhatsApp. Foto: Aplikasi Zoom

INDOPOS.CO.ID – Pesatnya perkembangan teknologi tetap perlu diwaspadai, karena penyebaran hoaks serta bentuk aksi penipuan turut berubah dan merambah melalui WhatsApp.

Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Alia Yofira menyatakan, banyak ditemukan konten berupa penipuan, ataupun berita hoaks lainnya di media sosial. Para pelaku kejahatan online menyasar korban secara acak.

“Seperti, informasi testimoni pesugihan, berpura-pura menjadi polisi dengan meminta uang, untuk menolong keluarga korban kecelakaan,” kata Alia dalam diskusi Obral-Obrol liTerasi Digital (OOTD) berjatuk Tips Aman dan Privat di WhatsApp, Sabtu (18/6/2022).

Modus lainnya yaitu, meminta penggandaan nomor atau one time pasword (OTP), hingga memberikan informasi palsu terkait bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

“Bentuk-bentuk (kejahatan) ini yang sebenarnya harus diwaspadai karena menyasar aspek psikologi kita. Yang mana kita harus meningkatkan mawas diri kita,” pesan Alia.

Manajer Kebijakan Publik WhatsApp di Indonesia, Esther Samboh memberikan sejumlah tips atau langkah agar para pengguna dapat nyaman sekaligus menghindari informasi tidak jelas. Salah satunya enkripsi end to end.

“WhatsApp itu sendiri menyiapkan enkripsi end to end. Artinya hanya kita dan orang yang kita kirimkan pesan itu yang bisa membaca, melihat atau mendengarkan audio, video atau dokumen,” ujar Esther.

“Enkripsi end to end ini bisa menjaga privasi dan menghindari supaya data kita tidak digunakan oleh pihak lain,” tambahnya.

Selain itu, para pengguna juga dapat menggunakan fitur block atau laporkan apabila mendapati pesan dari nomor yang tidak terdaftar dalam ponsel pintar kalian.

“Sekarang ketika kita hold atau ketuk pesannya yang lama, itu bisa muncul selain itu ada reaction juga langsung ada tanda segitiga atau tanda seru (laporkan/report),” imbuh Esther.

Seorang Content Creator, Rian Fahardhi mengaku, terganggu dengan banyaknya informasi hoaks yang diterimanya. Karenanya para pengguna aplikasi perpesanan harus dapat memilah informasi.

Kegiatan OOTD terus mengedukasi masyarakat lewat pembahasan mengenai literasi digital. Dapat dilihat melalui lamam resminya atau melalui media sosial @siberkreasi.

“Berangkat dari situ, penting kita untuk memilih informasi. Kalau itu buruk muntahkan, kalau itu baik dan tentunya sudah dicek kebenarannya, baru sampaikan,” ujar Rian. (dan)

Exit mobile version