Phishing Mengintai Masyarakat, Kenali Sejumlah Modusnya

layar webinar

Tangkapan layar webinar Obral Obrol Literasi Digital bertajuk Jangan Klik Link Sembarangan Waspada Phishing. Foto: Aplikasi Zoom

INDOPOS.CO.ID – Penipuan online kian marak seiring kemajuan teknologi. Salah satu penipuan yang banyak dilakukan ialah phishing. Tujuannya mendapatkan informasi pribadi atau data sensitif korban.

Modus phishing dilakukan para pelaku kejahatan mendapatkan data pribadi seperti username dan password akun bank, serta informasi terkait rekening, kartu debit dan kartu kredit.

Sub Koordinator Penyusunan Rancangan Peraturan, Setditjen Aptika Kemkominfo, Denden Imadudin Soleh menyatakan, phishing merupakan tindakan pengelabuan, yang dilakukan dengan membuat sebuah link untuk memperoleh data-data sensitif.

“Harus diwaspadai ketika kita terima sebuah link ini, harus dipastikan, ketika diklik biasanya diminta sebuah informasi. Apakah link itu resmi, biasanya mereka membuat seolah-olah link asli,” kata Denden dalam acara Obral Obrol Literasi Digital bertajuk Jangan Klik Link Sembarangan Waspada Phishing, Jakarta, Sabtu (2/7/2022).

Salah satu contohnya, masyarakat pasti pernah mendapat link tentang kuota gratis. Padahal itu bukan domain asli. Biasanya, bakal diminta untuk mengisi username atau nomor telepon.

“Tidak menutup kemungkinan data kartu kredit, bisa juga halaman depan email, media sosial. Cara hack paling mudah adalah dengan phishing tadi. Jadi kita bisa diperoleh user name dan pasword,” ujar Denden.

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA, Santi Indra Astuti mengatakan, cara tersebut dikenal sebagai teknik social engineering (rekayasa sosial). Memanipulasi psikologis pengelabuan dan memancing korbannya.

“Tanpa sadar mereka (korban) mengikuti keinginan para penipuan. Apa modus rekayasa sosial, ada rayuan. Ada iming-iming hadiah, mau dapat give away,” ucap Santi.

Selain dengan hadiah, terdapat modus ancaman. salah satu yang sering marak terjadi. Ada pemberitahuan perubahan tarif transfer dari perbankan misalnya. Biasanya akan muncul petisi untuk membubuhkan tanda tangan.

“Kalau sudah seperti itu akan masuk ke dalam jebakan yang bersangkutan. Jadi ada (modus) dengan godaan, ancaman dan fasilitas,” papar Santi.

Conten Creator Vanda Rainy menceritakan, pengalaman temannya yang sempat kena retas lewat akun media sosial karena berawal mengisi petisi. Isi permohonanya dikemas dengan menyentuh.

“Akun Instagram-nya temen ku diambil. Jadi misalnya aku dapat DM dari temen aku, tolong klik link ini. pokoknya membuat supaya kita mengklik untuk menolong. Supaya kita ternyuh mengklik link itu,” imbuh Vanda.

Maka itu pentingnya literasi digital. Ada empat pelatihanya kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Kegiatan itu dapat terus dilihat melalui laman resminya atau media sosial @siberkreasi.(dan)

Exit mobile version