Penyelenggara Pendidikan Vokasi Didorong Berinovasi dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan

Kiki Yuliati

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kiki Yuliati dalam acara daring.Foto: Kemendikbudristek untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Penyelenggara pendidikan vokasi didorong berinovasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga mampu menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat dan direkognisi secara internasional.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati dalam keterangan, Senin (11/7/2022).

Ia menuturkan, untuk mendukung kebijakan tersebut pemerintah memberikan bantuan insentif bagi dosen vokasi agar menghasilkan kekayaan intelektual berupa paten dan penerbitan artikel bereputasi.

“Perlu langkah strategis, mulai dari meningkatkan jumlah pendidikan dan pelatihan vokasi, perbaikan sistem pendidikan sesuai kebutuhan industri dan perkembangan teknologi,” kata Kiki.

“Jumlah lulusan vokasi bersertifikasi tenaga terampil juga kita tingkatkan. Pendidikan dan pelatihan vokasi kami libatkan swasta dan korporasi sehingga jumlah dan kebutuhan SDM (sumber daya manusia) terpenuhi,” tambahnya.

Kiki juga memberikan kesempatan bagi praktisi agar bisa mengajar di SMK dan politeknik. Selain juga mendorong industri-industri dalam kawasan industri melakukan kerja sama dengan pendidikan vokasi.

“Kami juga tingkatkan kerja sama pendidikan vokasi dengan para pelaku UMKM (usaha menengah kecil mikro), agar bisa membangun sinergi kekuatan nasional,” ungkapnya.

“Untuk pengembangan SDM siap kerja, kami juga membuka seluas-luasnya kesempatan magang bagi peserta didik vokasi,” imbuhnya.

Kiki menyebut, ada 44 politeknik negeri, 5 akademi komunitas negeri, 191 politeknik swasta, 37 akademi komunitas swasta dan prodi-prodi vokasi yang berada pada 2.152 universitas, institut, dan sekolah tinggi berpeluang mendapat insentif.

“Output yang dihasilkan perguruan tinggi vokasi 2020, 2021, dan 2022 telah memenuhi target, namun hasil penelitian berupa KI dan publikasi perlu ditingkatkan terutama untuk paten-paten yang sudah disetujui (granted) dan teraplikasi di industri,” terangnya.(nas)

Exit mobile version