Nyaris tak Lolos PT di 2019, FKPP PPP Takut PPP Hilang di 2024

p3

Aksi kader PPP di depan kantor DPP PPP. (Nasuha/indopos.co.id)

INDOPOS.CO.ID – Ratusan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menuntut Ketua Umum (Ketum) Suharso Monoarfa mundur. Mereka melakukan aksi di depan kantor DPP PPP.

“Kami gelisah dengan kebijakan dan aturan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa,” kata Wahyudin, Front Kader Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (FKPP PPP).

Ia menyebut, PPP sebagai rumah besar Umat Islam Indonesia harus terus diperjuangkan, agar mampu mengakomodir kepentingan Umat Islam dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Indonesia.

Menurutnya, selama Suharso menjabat sebagai Ketua Umum, tidak adanya lagi identitas yang dimunculkan oleh Ketua Umum yang melambangkan perjuangan dan nilai sejarah yang menjadi dasar pergerakan PPP.

“Arogansi, otoritarianisme dan kepentingan pribadi Suharso Monoarfa sangat mewarnai roda organisasi PPP saat ini,” ungkapnya.

“Dalam beberapa tahun belakangan nilai sejarah dan perjuangan para ulama, kader dan simpatisan PP tidak lagi menjadi dasar pergerakan PPP,” imbuhnya.

PPP saat ini, masih ujar dia, sangat terpuruk kondisinya. Di 2019 PPP hampir tidak lolos Parlementary Treshold (PT) dan survey hari ini PPP hanya 1,7 persen elektabilitasnya.

“Kami takut PPP hilang di 2024. Tentunya kami yakin bahwa Bapak Presiden pun tidak ingin PPP tinggal sejarah dan PPP hilang di tangan Suharso Monoarfa,” ujarnya.

Sebagai loyalis kader PPP, Wahyudin merasa dirinya dan rekan seperjuangan digusur oleh Suharso Monoarfa dengan kebijakan yang memberatkan PPP karena kepentingan pribadinya.

“Kami dan para kader serta senior PPP yang 2019 bersusah payah mempertahankan PPP agar lolos PT, namun hari ini kami digusur oleh kebijakan yang dibuatnya. Ataukah memang Suharso “dipasang” oleh kepentingan elit nasional untuk menghancurkan PPP dari dalam,” bebernya. (nas)

Exit mobile version