Inisiasi MBKM, Prilly Latuconsina Berikan Apresiasi Mendikbudristek

prilly

Mendikbudristek Nadiem Makarim (kiri) dan Prilly Latuconsina. Foto: Kemendikbudristek for indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dan memperoleh banyak pengalaman berharga.

Pernyataan tersebut diungkapkan publik figur Prilly Latuconsina di Jakarta, Selasa (19/7/2022). Dengan kesempatan belajar di luar kelas tersebut, mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang mungkin tidak didapatkan di dalam jurusan program studi (Prodi).

“Program MBKM adalah sesuatu yang transformatif dan telah lama ia harapkan bagi pendidikan di Indonesia,” ungkapnya.

“Waktu kuliah, kami hanya dapat apa yang sesuai dengan jurusan kami. Sekarang, dengan program MBKM, mahasiswa punya kesempatan dua semester belajar di luar kelas,” imbuhnya.

Menurut Prilly, melalui kesempatan belajar di berbagai tempat dan dengan banyak pihak inilah nantinya mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab di dunia kerja yang jauh berbeda dengan saat belajar di kampus.

”Seneng banget, saya langsung daftar (Praktisi Mengajar). Saya ambil yang short-term dulu, jadi masuk ke kelas dua kali,” ucapnya.

Ia juga menceritakan pengalamannya sebagai seorang pengusaha produk kecantikan yang pernah menerima mahasiswa magang dari berbagai jurusan berbeda dan tidak berkaitan secara langsung dengan industri tersebut.

Meski demikian, melalui pengalaman tersebut mahasiswa bisa belajar mengenali potensi diri serta menemukan kesempatan serta peluang kerja yang belum diketahui sebelumnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan, bahwa perbedaan antara jurusan yang diambil dengan jenjang karier yang kemudian dijalankan memang merupakan hal yang normal dan banyak terjadi di luar negeri.

Bahkan di Indonesia sendiri, data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen mahasiswa menekuni karier yang tidak berkaitan dengan program studi yang diambil di bangku kuliah.

“Bagaimanapun, pendidikan S1 merupakan waktunya mahasiswa mengalami berbagai macam hal. Usia 18-21 tahun merupakan proses self-discovery,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version