Selamatkan Partai, Ratusan Kader PPP Berdoa di Depan Kantor DPP

ppp

Ratusan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berdoa di depan Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2022). Foto: Nasuha/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Front Kader Penyelamat Partai (FKPP) melakukan aksi dan doa bersama di depan Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2022).

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Jakarta Selatan, Muchbari mengatakan, aksi dilakukan dengan bermunajat, agar Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa segera mundur dari jabatannya.

“Kami bermunajat kepada Allah, semoga PPP diselamatkan. Salah satu caranya agar PPP selamat yaitu Suharso harus turun,” ujar Muchbari, di depan Kantor DPP PPP, Rabu (3/8/2022).

Ia mengaku prihatin dengan banyaknya kasus yang menyangkut Suharso. Mulai dari dugaan gratifikasi hingga dugaan kekerasan gender.

“Karena menurut kami, Suharso ini sudah tidak layak memimpin partai. Dari kepribadiannya pun, tidak layak menjadi pimpinan partai Islam,” tegasnya.

Ia berharap agar internal partai bisa segera menentukan sikap agar PPP bisa terus maju. “Kami mau ada tabayyun langsung bersama Suharso, bagaimana langkah PPP supaya maju. Tapi seperti yang sudah kami tegaskan, walaupun tabayyun tuntutannya tetap sama Suharso harus mundur,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PPP yang juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa akan melaporkan balik pihak-pihak yang melaporkan dirinya atas tuduhan penerimaan gratifikasi. Menurutnya, laporan tersebut sudah masuk perbuatan tidak menyenangkan, sehingga dirinya akan mengambil langkah hukum.

“Saya akan lapor balik. Karena (tuduhan itu) merupakan perbuatan tidak menyenangkan,” ujarnya.

Suharso pun memastikan bahwa pelapor bukanlah kader partainya.

“Yang lapor mengaku kader PPP. Tapi bukan, hanya dari partai lain, pindah ke PPP,” tegasnya.

Meski tidak merinci, dia pun menyebut pelapor memiliki motif tertentu.

“Karena keinginannya enggak tercapai, jadi laporan terus. Jadi seperti rekaman diputar-putar,” tutupnya. (nas)

Exit mobile version