Kenduri Swarnabhumi, Bangkitkan Kembali Ingatan Peradaban Melayu di Sumatera

Festival-Kebudayaan

Pelaksanaan ekspedisi dan festival kebudayaan bertajuk Kenduri Swarnabhumi. Foto: Kemendikbudristek

INDOPOS.CO.ID – Peradaban masyarakat Melayu dipercaya tumbuh dan berkembang di sepanjang sungai Batanghari membelah Pulau Sumatera. Mulai Kabupaten Solok di Sumatera Barat hingga Tanjung Jabung Timur di Jambi.

Kini masyarakat bersama pemerintah Provinsi Jambi bertekad merestorasi dan melestarikan sungai kebanggan bumi melayu itu. Tidak hanya kondisi fisiknya, namun budaya, kenangan dan kebanggaannya.

Sejarah mencatat bahwa keberadaan Sungai Batanghari memegang peranan penting dalam perkembangan kebudayaan melayu di Pulau Sumatera.

Di masa lalu, aliran Sungai Batanghari kaya akan deposit bijih emas. Sehingga orang-orang menyebut aliran sungai itu Swarnabhumi atau ‘tanah emas’ atau Swarnadwipa alias pulau emas. Kemudian menjadi julukan bagi Pulau Sumatera di masa lalu.

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar ekspedisi dan festival kebudayaan bertajuk ‘Kenduri Swarnabhumi’ yang berlangsung sepanjang Agustus hingga September 2022.

Sekretaris Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Fitra Arda menyatakan, sungai merupakan variabel penting sebuah peradaban.

Selain menjadi sumber kehidupan, di masa lalu sungai terbukti melahirkan berbagai peradaban dunia seperti pusat kota, kerajaan, keraton dan kedatuan.

Tidak terkecuali Sungai Batanghari yang terbentang sepanjang 800 kilometer sebagai urat nadi pelayaran dan perniagaan yang mendunia.

“Sungai Batanghari adalah saksi hebatnya kearifan masyarakat menyikapi alam dan menjadi lumbung peradaban,” kata Fitra dalam keterangannya, Jakarta, Senin (15/8/2022).

Sungai Batanghari adalah tonggak peradaban, jalur perdagangan lintas samudra, juga menjadi tempat silang budaya akulturasi, perekat kebudayaan melayu dan menjadi jalur emas dalam mencari kebijaksanaan.

Kini Sungai Batanghari mengalami pasang surut dalam perkembangannya. menghadapi tantangan alam maupun lingkungan, terutama hantaman modernisasi dan degradasi sosial budaya.

Kenduri Swarnabhumi diselenggarakan dengan tujuan untuk reaktivasi kebudayaan-kebudayaan masyarakat akuatik Melayu di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. “Mengusung tema “Peradaban Sungai Batanghari: Dulu, Kini, dan Nanti” dengan narasi “Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai,” imbuh Fitra.(dan)

Exit mobile version