HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Presiden PKS: Waspadai Potensi Perpecahan Bangsa

Presiden-PKS

Presiden PKS saat upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI. (PKS for indopos.co.id)

INDOPOS.CO.ID – Peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia menjadi momentum dalam mengevaluasi perjalanan bangsa dan menyusn perbaikan demi mewujudkan cita-cita pendiri bangsa.

Pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu di Jakarta, Rabu (17/8/2022). Peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 RI, menurut dia, perlu dimaknai sebagai momentum penting mengevaluasi perjalanan bangsa dan memproyeksikan langkah-langkah perbaikan ke depan.

“Sudah sejauh mana bangsa kita berhasil mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa,” tegasnya.

Dia menyoroti krisis global yang sedang dialami di seluruh dunia pascapandemi Covid-19. Indonesia harus mengantisipasi dalam menghadapi krisis-krisis tersebut. “Saat ini bangsa-bangsa di dunia sedang menghadapi krisis global yang nyata. Pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19, ditambah perang Rusia dan Ukraina telah berdampak terjadinya krisis pangan dan energi secara signifikan di berbagai negara,” ungkapnya.

“Situasi tersebut harus menjadi peringatan keras bagi Indonesia, agar dapat mengantisipasi ancaman inflasi global yang sudah di depan mata,” imbuhnya.

Terkait kenaikan harga minyak goreng serta harga bahan bakar minyak (BBM), dikatakan dia, sangat menyulitkan kehidupan rakyat yang masih dalam kondisi pandemi. “Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan terjadi kelangkaan minyak goreng dan harganya melambung tinggi. Kita sempat miris emak-emak yang kesulitan untuk memperoleh minyak goreng,” ujarnya.

“Bahkan harus berebutan dan saling sikut satu sama lain. Kita patut merenung, ternyata untuk mendapatkan hak-hak dasar saja, rakyat masih kesulitan. Bahkan, hari-hari ini masyarakat juga mengeluhkan kenaikan harga BBM,” imbuhnya.

Selain ancaman krisis global dan ekonomi, masih ujar Syaikhu, narasi perpecahan tidak boleh dibiarkan. Karena akan mengancam keutuhan dan menimbulkan disintegrasi bangsa.

“Masalah lainnya adalah ancaman disintegrasi bangsa akibat banyaknya narasi-narasi yang memecah belah yang terus saja diproduksi. Jika ini dibiarkan, maka potensi perpecahan bangsa akan semakin nyata,” terangnya.

“Kita harus bersatu, jangan sampai tenun kebangsaan yang telah susah payah dirajut oleh para pendiri bangsa, terkoyak-koyak kembali. Mari kita jaga keutuhan NKRI,” tegasnya.(nas)

Exit mobile version