Diterpa Kudeta, Pengamat: Suharso Monoarfa Bukan Politisi Kaleng

Diterpa Kudeta, Pengamat: Suharso Monoarfa Bukan Politisi Kaleng - suharso - www.indopos.co.id

Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Foto: Bappenas for INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Sosok Suharso Monoarfa dinilai mampu menyelamatkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari keterpurukan jelang Pemilu 2019. Pernyataan tersebut diungkapkan Pengamat Politik Jerry Massie melalui gawai, Kamis (22/9/2022).

Ia mengatakan, sosok Suharso adalah tokoh besar di partai politik (Parpol) berlambang Ka’bah tersebut. Dia tiga kali dipecat oleh PPP. Namun dia tidak pernah sekalipun keluar atau mundur dari PPP.

“Justru Suharso bisa dikatakan mampu menyelamatkan PPP dari keterpurukan, kala menjelang Pemilu 2019, ketika Ketum Rommy tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Surabaya,” ujarnya.

Saat itu, dikatakan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini, Suharso segera turun ke basis konstituen tradisional PPP. Tujuannya untuk membangun ulang kepercayaan pemilih yang hancur akibat kasus korupsi Rommy.

“Hasilnya jelas, PPP ketika itu diprediksikan sejumlah survei bakal gagal masuk Senayan, malah berhasil mendapatkan 19 kursi,” bebernya.

Di tengah upaya untuk kembali meningkatkan posisi elektoral PPP di Pemilu 2024, Suharso justru dibegal lewat kudeta Serang. Jelas ini akan melemahkan PPP dari dalam dan mempersulit konsolidasi. Namun dengan jiwa besarnya, Suharso justru yang tidak melakukan perlawanan apapun. Dia lebih memilih fokus pada tugasnya sebagai Menteri PPN/ Bappenas, terutama mengurus soal percepatan IKN (Ibu Kota Negara).

“Sosok Suharso bisa menjadi contoh bagaimana konsistensi dan sikap kenegarawanan dalam berpolitik. Meski dirinya dihantam kudeta politik, namun ia tak pernah mutung, keluar dari partai dan apalagi mendirikan parpol sempalan,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Suharso Monoarfa memulai karir di PPP saat menjadi anggota DPR RI dari dapil Gorontalo, pada tahun 2004-2009. Setelah berkarir di Senayan, Suharso kemudian mendapatkan kepercayaan dari Presiden SBY sebagai Menteri Perumahan Rakyat pada 2009. Karena alasan pribadi, ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut di tahun 2011.

Sepak terjang Suharso tak lantas berhenti di PPP. Pada tahun 2014, ketika PPP berada pada kubu Prabowo-Hatta, dirinya justru teguh mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres. Imbasnya Suharso Monoarfa dipecat dari PPP.

Kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014, kemudian membawa Suharso masuk dalam jajaran Wantimpres. Kasus korupsi Ketum PPP Roharmuzy membuat parpol Islam itu bergolak. Suharso pun ditunjuk sebagai PLT Ketum PPP pada 2019. Dan akhirnya pada 19 Desember 2020 dalam Muktamar IX di Makassar, Suharso terpilih sebagai Ketum PPP definitif. (nas)

Exit mobile version