Kemkominfo Gelar Program Nasional Literasi Digital di Nusa Tenggara Timur

kemkominfo

Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dalam penyelenggaraan “Workshop Literasi Digital” di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dalam penyelenggaraan “Workshop Literasi Digital” di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo. Kegiatan di Ende dilakukan di Universitas Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara, kegiatan di Nagekeo dilaksanakan di Pondok SVD, Nagekeo, NTT.

Workshop ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai Literasi Digital kepada lebih dari 300 orang peserta perwakilan masyarakat dan komunitas di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, NTT.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Ende, Supriyanto mengatakan, semakin maraknya kejahatan siber dan hoaks adalah akibat masyarakat hanya mengetahui cara menggunakan Internet tanpa memahami etika penggunaannya.

“Pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lainnya agar nilai-nilai kebenaran dan etika dapat dijalankan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dalam menggunakan teknologi digital.” tutur dia dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

Tokoh Pendidikan Ende Ferdinandus Lidang Witi mengingatkan, peserta untuk selalu menjaga keamanan akun media sosial saat beraktivitas secara digital.

“Hati-hati mengklik tautan di media sosial, karena dapat mengakibatkan akun kita diakses dan kita dapat menjadi korban hoaks,” tuturnya.

Sementara itu, Pegiat Literasi Digital Indriyatno Banyumurti mengungkapkan, fakta bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum siap dalam menghadapi era digital, terutama dalam hal etika.

“Dua ratus sepuluh juta orang Indonesia telah terkoneksi dengan internet dan sepertiga dari hidup orang Indonesia ada di dunia digital. Tapi, ternyata masyarakat Indonesia masih menempati peringkat terbawah, sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara,” tuturnya.

Workshop yang diadakan di Nagekeo dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Nagekeo Andreas Ndona Corsini. Dia menuturkan, masih banyak masyarakat yang menggunakan media sosial tanpa berpikir bagaimana menjaga sikapnya.

“Pengguna media sosial punya hak dalam mengekspresikan diri. Tapi, mereka tidak tinggal di pulau terpencil, tetapi berhubungan dengan banyak orang, oleh karena itu perlu menggunakan etika dalam bermedia sosial,” tuturnya.

Influencer Lokal Edy Kasi menjelaskan, cara pemberian informasi pada era sekarang sangat berbeda dengan dahulu. Sekarang masyarakat dituntut untuk dapat menyampaikan ilmu yang dimiliki melalui komunikasi berdasarkan 4C, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (Kreatif), collaboration (Kolaborasi), dan communication (Komunikasi).

“Manfaat literasi digital adalah lebih ke arah menambah wawasan individu. Seperti yang dilakukan pada saat pandemi, masyarakat menggunakan kemajuan media digital untuk belajar dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting,” ujarnya. (ibs)

Exit mobile version