Uji Kompetensi, Mahasiswa Keswan Polbangtan Mahir Kastrasi Domba

wedus

Tujuan kastrasi antara lain menghindari domba-domba jantan yang jelek kualitasnya agar tidak mengawini induk betina berkualitas bagus, meningkatkan mutu dan mempercepat penimbunan daging. Foto : BPPSDMP Kementan

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memiliki komitmen serius dalam hal pengembangan SDM yang profesional, berdaya saing dan berwirausaha, di antaranya melalui pembelajaran vokasi di berbagai daerah.

Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo meyakini generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.

“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama,” katanya.

Menurutnya, pendidikan vokasi punya peran penting menghasilkan petani milenial yang berjiwa wirausahawan. Pendidikan vokasi Kementan menghubungkan dengan industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal baru.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya, sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus wirausahawan pertanian,” katanya.

Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) khususnya Polbangtan Bogor Jurusan Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (PPKH) Semester VI melakukan kastrasi pada domba di kandang Domba pada fasilitas Teaching factory (TeFa) Jurusan Peternakan, belum lama ini.

Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar mengatakan kastrasi adalah usaha untuk mematikan sel-sel kelamin dengan jalan operasi, mengikat saluran sperma, atau perlakuan lainnya.

“Hal itu dilakukan jika terdapat anak domba yang tak diinginkan untuk menjadi bibit, terutama pada anak yang lahir jantan,” katanya.

Tujuan kastrasi, kata Detia, antara lain menghindari domba-domba jantan yang jelek kualitasnya agar tidak mengawini induk betina berkualitas bagus, meningkatkan mutu dan mempercepat penimbunan daging.

PLP Produksi Ternak Potong Besar, Mulyana mengatakan ada beberapa cara kastrasi yang biasa dilakukan pada ternak domba. Ada pun kastrasi kali ini menggunakan Aplikator Elastator Kastrasi dengan karet (elastrator).

Elastrator, alat untuk merentangkan karet berbentuk cincin atau semacam gelang, karet tersebut dengan mudah dapat dipasang di atas bagian skrotum, mengelilingi dan mengikat kuat saluran penggantung testis.

“Dengan cara ini, saluran darah yang menuju ke arah skrotum atau testis terputus dan zat-zat yang diperlukan juga menjadi tertutup sehingga skrotum dan testis semakin lama akan mengering dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Apabila elastrator tidak diperoleh, cukup menggunakan karet gelang yang diikatkan di atas skrotum,” kata Mulyana.

Menurutnya, praktikum kali ini sangat penting untuk menambah keterampilan, pengetahuan, dan sikap bagi mahasiswa terutama dalam penanganan kastrasi pada ternak.

“Praktikum kastrasi menggunakan domba anakan (cempe) berumur delapan minggu. Dilakukan pagi hari untuk mengurangi tingkat stres domba”, ujarnya.

Mahasiswa Jurusan Peternakan, Tubagus mengakui kegiatan praktikum tersebut sangat berharga bagi mahasiswa sebagai ilmu dan pengalaman lapangan.

“Ada timbul rasa ingin tahu. Rasa ingin mencoba kembali untuk melakukan kegiatan, mungkin perlu pemahiran dan terus meningkatkan kemampuan terlebih dahulu agar dapat melakukannya secara mandiri,” kata Tubagus. (ibs)

Exit mobile version