Penuhi Kebutuhan Desa Binaan dengan Transformasi Digital

desa

Menteri Ketenagakerjaan 2014-2019 Hanif Dhakiri di seminar nasional dan gelar hasil pengabdian kepada masyarakat (Senmaster) di Universitas Terbuka (UT). Foto: Nasuha/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Pendampingan bagi masyarakat desa sangat dibutuhkan. Khususnya pada pemenuhan kebutuhan masyarakat desa.

“Untuk desa kami targetkan 40 desa binaan. Untuk di Jabodetabek 16 desa,” ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Terbuka (UT) Dewi Artati Padmo Putri kepada INDOPOS.CO.ID, Selasa (25/10/2022).

Ia menuturkan, saat tim tengah melakukan analisis kebutuhan masyarakat di desa binaan. Hal ini dilakukan agar program tepat sasaran.

“Kami tidak bisa lakukan begitu saja. Saat ini tim tengah petakan apa saja kebutuhan masyarakat di desa binaan,” kata Dewi.

“Tahap ini tim akan bergerak November sampai Desember dan awal 2023 program kami harapkan sudah berjalan,” imbuhnya.

Menurut Dewi, pada program tersebut desa mendapatkan pendampingan secara bertahap. Dari program pengabdian khususnya kewirausahaan mahasiswa dan pengabdian masyarakat desa.

“Misal dalam 1 tahun program pendampingan belum tercapai, kami lanjutkan tahun berikutnya,” tuturnya.

“Misal pendampingan masyarakat pada produk bawang, kami latih kemasan. Bila mereka sudah menguasai kita lihat pada pemasarannya. Kalau belum terserap, berarti tahun berikutnya kami fokus pada pemasaran dengan marketing digital,” tambahnya.

Dewi mengatakan, program pengabdian tersebut menyasar desa-desa yang belum tersentuh. Sehingga, masyarakat desa bisa bangkit dalam bidang perekonomian.

Di tempat yang sama, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Baiquni mengatakan, harus ada transformasi digital di bidang kebudayaan. Sehingga, Berkontributif pada perekonomian, khususnya di desa.

“Inovasi baru dibutuhkan untuk menyasar desa-desa di pelosok. Dan mahasiswa harus langsung bersentuhan,” ujarnya.

“Kalau hanya di kampus mereka tidak mendapatkan pengetahuan,” imbuhnya.

Prof Baiquni menyebut, tantangan negara di dunia saat ini adalah krisis ekonomi global. Dan untuk mengatasi itu, harus ada upaya pembangunan dari pinggiran.

“Kami yakin masalah di desa bisa kita atasi. Di era saat ini, dengan melakukan transformasi digital,” ucapnya. (nas)

Exit mobile version