Petani Diberdayakan melalui Metode FFD

Petani Diberdayakan melalui Metode FFD - farmer field day - www.indopos.co.id

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Salah satunya dilakukan melalui metode Farmer Field Day (FFD) atau temu lapang petani. Foto: Dokumen Kementan

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Salah satunya dilakukan melalui metode Farmer Field Day (FFD) atau temu lapang petani.

FFD ini merupakan metode pemberdayaan yang dilakukan untuk petani. Ini sudah dirancang sedemikian rupa melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh dengan tujuan untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan diharapkan adanya umpan balik dari petani itu sendiri.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, desa akan menjadi baik dan kuat apabila penyuluh pertanian bisa memanfaatkan dan mengadaptasikan teknologi hasil-hasil penelitian.

“Pertanian di tengah Covid-19 terus bertumbuh positif, makanya pertanian menjadi sesuatu yang sangat berarti dan kalau perempuan sudah bergerak di dunia pertanian, maka 50 persen lebih persoalan pertanian selesai karena pertanian membantu perekonomian keluarga,” ujarnya, Minggu (30/10/2022).

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, FFD merupakan sarana menjalin kemitraan sesama penyuluh, petani, ataupun perusahaan yang terkait dengan bisnis pertanian.

“FFD berfungsi sebagai tempat sharing pengalaman antara petani dan petani, penyuluh dan petani serta penyuluh dan penyuluh,” jelas dia.

Menangkap peluang itu, Pemerintah Kabupaten Pinrang langsung melakukan tindakan lanjut. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pinrang, Andi Tjalo Kerrang terlebih dahulu melakukan panen perdana varietas inpari 32 dengan hasil ubinan sebanyak 8 ton per hektare yang berada pada lokasi SIMURP.

“Karna adanya pekerjaan saluran, maka turun sawah untuk musim tanam Oktober/Maret pada wilayah yang menggunakan saluran ini akan ditunda selama satu musim tanam, tetapi kami tidak melarang jika ada petani yang mau turun sawah, selama tidak menghalangi pekerjaan saluran yang ada,” bebernya.

Sementara Camat Matiro, Andi Haswidy mengatakan, berdasarkan dengan kepanjangan dari kata SIMURP, dapat dilihat bahwa program ini banyak menawarkan kegiatan-kegiatan yang pastinya memberi banyak manfaat kepada petani.

“Saya berharap agar kita bisa bersama-sama menyatukan persepsi bahwa petani harus sejahtera,” katanya.

Pastinya, Tim PPIU Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Hartati menjelaskan bahwa tidak semua daerah bisa masuk dalam program SIMURP, tapi yang bisa hanyalah daerah irigasi yang menjadi kewenangan pusat. (rmn)

Exit mobile version