INDOPOS.CO.ID – Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengemukakan, pelaku bom bunuh diri di kantor Polsek Astanaanyar, Bandung terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Bahkan mantan napi terorisme kasus bom Cicendo, Jawa Barat tahun 2017.
“Dari data sementara ini kelompok JAD, dan pelakunya mantan napi terorisme (napiter),” kata Stanislaus Riyanta saat dihubungi melalui gawai, Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Ia dapat menyimpulkan dengan mudah, bahwa pelaku teror tersebut merupakan bagian kelompok JAD. Lantaran setiap pelaku yang mempunyai pemahaman kelompok itu cenderung menyasar aparat penegak humum.
“Dari karakteristik aksinya juga sangat identik dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh JAD sebelumnya,” ujar Stanislaus.
Doktrin yang ditanamkan kepada setiap anggota kelompok ekstrimis memandang aparat penegak hukum, termasuk polisi dianggap thogut. Mereka punya alasan tersendiri meyakini hal tersebut. “JAD memang sasaran utamanya polisi yang dianggap sebagai thogut,” jelas Stanislaus.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Bandung, Komisaris Besar (Kombes) Pol. Aswin Sipayung menyampaikan, pelaku bom bunuh diri di kantor Polsek Astana Anyar meregang nyawa di lokasi pascaledakan.
“Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia,” kata Aswin secara terpisah. Pelaku tiba-tiba masuk ke halaman Polsek Astanaanyar saat anggota polisi tengah melakukan apel pagi.
Ada tiga anggota polisi luka akibat ledakan bom bunuh diri. Ledakan terjadi di bagian dalam, depan pintu masuk Polsek. “Anggota menghindar, dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom,” beber Aswin. (dan)
