Psikolog: Tanamkan Karakter Santri dengan Pendekatan Psikologi

Santri-Gen-z

Kehidupan santri di pondok pesantren Foto: Kemenag for INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Psikolog Klinis Yayasan Islam Al-Hamidiyah (YIA) Annie Lutfia mengatakan, para santri kini adalah generasi Z, lahir antara 1996 sampai 2010. Dan berusia 12 hingga 26 tahun. Sehingga potensi positif para santri di antaranya melek digital, adaptif, self awareness dengan segala tantangan yang dihadapi para pembina.

“Santri zaman now adalah strawberry generation, indah, eksotik namun lunak, mental lemah di dunia kerja, lari dari kesulitan, tak tahan ditekan, curhat di media sosial,” kata Annie Lutfia di Depok, Rabu (21/12/2022).

Menurut dia, peran pembinaan di asrama sangatlah diperlukan untuk menanamkan karakter santri. Sehingga mereka ke depan jauh dari kategori strawberry generation.

Ia menganjurkan mendidik santri ala Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA dengan cara pendekatan psikologi. Seperti pada usia 7-14 tahun dengan penanaman prinsip, disiplin, tanggungjawab dan usia 14-21 melalui pendekatan pertemanan serta diskusi guna mendidik menjadi dewasa.

“Santri tingkat Madrasah Aliyah (MA) tidak senang berisik, bicara sedikit, mereka diajarkan musyawarah, bukan one way, mengajak, terbiasa memberikan usulan, problem solving. Sedangkan tingkat Madrasah Tsanawiyah (Mts) emosinya harus diarahkan, pembina harus lebih aktif berikan value positif dengan akhlak mulia,” jelasnya.

Hal senada diutarakan Wakil Pengasuh Pembinaan Santri dan Peribadatan, K.H. Abdul Rasyid Marhaly. Dirinya mengajak kepada para pembina untuk lebih menjiwai pembinaan bagi para santri di Pesantren Al-Hamidiyah.

“Kami berharap dalam pembinaan mampu mencetak santri yang beradab, berakhlakul karimah, dan menguasai ilmu agama serta Iptek,” ujarnya.
(nas)

Exit mobile version