Dukung Kepentingan Negara, Indonesia Butuh Banyak Ahli Intelijen

Bedah Buku

Bedah-buku

Acara bedah buku ‘Pembangunan Jaringan’ di Kampus 2 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Jalan Perjuangan 81, Kota Bekasi, Kamis (9/2/2023). Buku yang ditulis intelijen senior Yohannes Wahyu Saronto ini mengupas banyak hal tentang konsep, metode dan pengembangan jaringan. Foto: Dokumen Ubhara Jaya

INDOPOS.CO.ID – Dunia intelijen selalu menarik dan relevan dengan perkembangan zaman. Dewasa ini, Indonesia masih membutuhkan banyak ahli-ahli intelijen untuk mendukung kepentingan negara.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Hermawan Sulistyo dalam acara bedah buku ‘Pembangunan Jaringan’ di Kampus 2 Ubhara Jaya, Jalan Perjuangan 81, Kota Bekasi, Kamis (9/2/2023).

Buku yang ditulis intelijen senior Yohannes Wahyu Saronto ini mengupas banyak hal tentang konsep, metode dan pengembangan jaringan.

“Buku ini untuk kebutuhan masyarakat. Saya tulis bukan hanya untuk komunitas intelijen, tapi terkait masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Buku ini bisa digunakan siapa saja, karena buku ini ada di pasaran,” ujar Wahyu.

Menurut Laksamana Muda TNI Ivan Yulivan, salah satu penanggap dalam bedah buku ini mengatakan, dengan teknologi canggih dan jaringan, saat ini orang bisa diam di rumah, tapi informasi masuk dengan sendirinya. Termasuk alat dan senjata bisa dikendalikan dari jauh.

“Ini sudah mulai berkembang dalam peperangan di beberapa negara,” ungkap dia.

Deputy Editor iNews TV, Aiman Witjaksono yang juga penanggap menyampaikan, profesi intelijen tidak jauh berbeda dengan profesi jurnalis. Kemampuan insting yang tajam dalam melihat isu dan dukungan teknologi open source intelligent akan menghasilkan produk yang luar biasa.

“Kemampuan tersebut dibutuhkan bukan saja untuk organisasi intelijen, tapi juga bagi organisasi bisnis, lembaga nonprofit dan bahkan organisasi pendidikan seperti kampus dan sekolah,” kata dia.

Sementara itu, Rektor Ubhara Jaya, Irjen Pol (Purnawirawan) Dr. Drs. Bambang Karsono, SH,. MM mengapresasi keberadaan buku intelijen ini. Menurutnya buku ini akan membuat masyarakat bisa lebih mengenal dunia intelijen.

“Jadi ada dua hal. Pertama, semua bisa belajar dengan baik mengenai perkembangan intelijen di Indonesia. Kemudian yang kedua, buku ini bisa sebagai dasar mahasiswa dalam rangka mengembangkan wawasan kebangsaan dan security yang menjadi kekhasan Ubhara Jaya,” jelasnya.

Acara bedah buku ini dibuka oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Brata Bhakti Jenderal Polisi (Purnawirawan) Prof. Dr. Chaeruddin Ismail, SH, MH, dan dihadiri sekitar 50 orang jaringan komunitas intelijen dari berbagai kelompok antara lain mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Irjen Pol (p) Bibit Samad Riyanto, Ketua Dewan Analisis Strategis BIN Letnan Jenderal TNI (p) Dr. M. Munir, mantan Duta Besar (Dubes) Meksiko Komisaris Jenderal (Komjen) Pol (p) Ahwil Luthan, mantan Dubes Timor Timut Bey Sofwan, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai dan mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol (Purnawirawan) Togar M. Sianipar.(rmn)

Exit mobile version