Mendunia! Inovasi Tenun Konvensional Hasilkan Kain Ulos

Mendunia! Inovasi Tenun Konvensional Hasilkan Kain Ulos - tenun ulos - www.indopos.co.id

Ilustrasi kain ulos. Foto: Kemdikbudristek untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Ulos merupakan lambang keberkahan, kasih sayang, dan persatuan, sesuai dengan peribahasa Batak Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong. Yang artinya jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batang, maka ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama.

Pernyataan tersebut diungkapkan Perancang Busana Merdi Sihombing dalam keterangan, Sabtu (18/3/2023). Merdi Sihombing bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sukses membawa budaya dan warna Batak dalam koleksi “Ulos Sitolu Huta” di Global Indigenous Runway 2023, Independent show bagian dari PAYPAL Melbourne Fashion Festival 2023, di MT Duneed Estate, Waurn Ponds VIC, Australia.

Melalui koleksi “Ulos Sitolu Huta”, Merdi kembali menampilkan inovasi yang menakjubkan dari sebuah proses tenun konvensional menjadi desain fesyen modern yang menggabungkan pola ulos tradisional yang unik dan pewarnaan alam dengan pemikiran gaya hidup kekinian.

“Bersama dengan desainer dari berbagai belahan dunia, kami menampilkan karya dari kekayaan budaya Indonesia, kali ini menonjolkan budaya Batak dengan koleksi “Ulos Sitolu Huta”,” katanya.

Koleksi “Ulos Sitolu Huta” Merdi, terasa segar dan dinamis, menampilkan koleksi lengkap mulai dari busana untuk acara santai sampai dengan busana kerja formal. Koleksi “Ulos Sitolu Huta” ini tidak hanya menawarkan konsep yang baru, tetapi juga ringan, dan yang terpenting dapat digunakan oleh semua generasi di berbagai kesempatan.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Hilmar Farid mengatakan, Merdi Sihombing telah membuktikan bahwa masa depan busana ada pada sustainable fashion yang bertumpu pada kekayaan budaya tradisional dan pelibatan komunitas setempat.

Upayanya mengangkat tenun Ulos tersebut, menurut dia, sebagai bagian dari percakapan busana kontemporer yang berkelanjutan telah terbukti dari rekam jejaknya yang panjang. Dengan mengunjungi masyarakat pengrajin di kampung-kampung di Sumatera Utara dan memberdayakan mereka dalam serangkaian kerja padat karya berbasis potensi lokal.

“Pagelaran ini adalah cerminan dari komitmennya bagi busana berkelanjutan yang berperspektif kebudayaan,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version