Sampah Jadi Masalah, Kadin: Bebani Anggaran Pemerintah di Daerah

sampah

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi (Nasuha/ INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Penanganan sampah masih menjadi masalah di daerah. Sehingga membebani anggaran pemerintah di daerah. Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi kepada INDOPOS.CO.ID, Sabtu (6/5/2023).

Untuk itu, menurut dia, Kadin muncul menjadikan sampah menjadi peluang usaha, bukan lagi menjadi masalah. Dengan mengelola sampah dengan teknologi.

“Sampah yang dikelola dengan teknologi bisa bermanfaat, seperti menjadi bahan bangunan hingga menghasilkan listrik,” katanya.

Ia mengatakan, Kadin Indonesia tahun ini akan menyelenggarakan Indonesia International Waste Treatment Technology (IIWTT) 2023 Forum and Expo. Yang dihadiri oleh perusahaan yang memiliki banyak teknologi.

“Kegiatan ini mengusung tema Industrialisasi Pengelolaan Sampah Menuju Green Energy. Dan rencananya dilaksanakannya akhir Agustus mendatang,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian 100 persen sampah terkelola dengan baik dan benar pada 2025. Melalui pengurangan sampah sebesar 30 persen, dan penanganan sampah sebesar 70 persen.

“Sebagai mitra strategis pemerintah, kami turut memberikan solusi atas
permasalahan sampah di daerah,” katanya.

“Kami mengajak sejumlah lembaga pegiat lingkungan hidup untuk memberikan pelatihan mengolah sampah kepada masyarakat yang dapat bernilai ekonomis,” imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia yang juga Direktur Eksekutif APKASI Sarman Simanjorang, menjelaskan, kegiatan ini berpotensi memberikan teknologi terbaru dalam pengolahan sampah. Sehingga menambah sumber pendapatan pemerintah daerah.

“Jalan keluar permasalahan sampah bisa melalui penerapan ekonomi sirkular, atau pengelolaan sampah berkelanjutan,” ungkapnya.

Ia menyebut, dengan Smart Waste Technology dapat menjadi energi berkelanjutan dan memiliki output value dari sisi bisnis. Sehingga mendukung pembangunan industri-industri baru untuk produk- produk dan pengolahan sampah.

“Anggaran pengelolaan sampah di beberapa daerah hingga saat ini bahkan kurang dari 1 persen dari Anggaran Pendanaan dan Belanja Daerah (APBD). Padahal, investasi untuk pengelolaan sampah ini diperkirakan mencapai angka US$18,4 miliar dalam kurun waktu 2017-2040,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Komite Tetap Inovasi Teknologi Daerah (ITD) Ade Sjam Tjachjadi menuturkan, dengan kegiatan tersebut mampu mengajak para stakeholder persampahan Indonesia menghasilkan teknologi sampah. Sehingga pengolahan sampah menjadi baik dan benar.

“Kami ingin industrialisasi pengelolaan sampah dapat terealisir di daerah sesuai target pemerintah,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version