INDOPOS.CO.ID – Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) XVI ditutup oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Jumat (26/5/2023). Prosesi penutupan berlangsung meriah di Kampus 2 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo dengan beragam pagelaran seni dan tarian tradisional Gorontalo yang dibawakan oleh perwakilan kontingen PWN.
Kepada peserta PWN Wamenag merasa bangga kepada mahasiswa Pramuka Penegak-Pandega Perguruan Tinggi Keagamaan yang sangat serius, bekerja keras, berdedikasi memberikan pengabdiannya kepada masyarakat, seraya menggali pengetahuan dan pengalaman selama mengikuti perkemahan.
“Pelajaran yang tidak hanya pada tataran konsep dan teori, namun lebih dari itu adalah penerapan nilai-nilai kepramukaan mampu di implementasikan pada pergaulan kita sehari-hari, dan itu semua diterima pada setiap tahap kegiatan,” ujar Zainut, Jumat (26/5/2023).
Wamen pun meyakini, tema ‘Merawat Keberagaman dan Perdamaian dalam Bingkai Moderasi Beragama’ ini telah menjadi spirit bagi peserta PWN dalam melaksankan kegiatan-kegiatan yang ada.
“Saya kira dengan banyaknya perjumpaan para peserta yang datang dari berbagai daerah, mampu untuk merekatkan ke-Indonesiaan kita yang sangat besar dan kaya,” tuturnya.
Pesan Zainut kepada para peserta PWN untuk pupuk terus rasa persaudaraan. Caranya terus jalin komunikasi dengan semua teman yang menjadi peserta kegiatan ini, bangun spirit kebersamaan dalam bingkai keberagaman, bangun persaudaraan dan persatuan dalam bingkai kebhinekaan.
“Bangkitkan rasa cinta tanah air dengan terus taat dan patuh pada aturan-aturan yang telah disepakati bersama,” kata dia.
Duta Demokrasi
Setiap aktivis gerakan pramuka PWN ditegaskan Wamen bisa menjadi duta demokrasi. Yaitu generasi yang memiliki cara pandang, sikap, dan praktik berdemokrasi dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama, moral dan Pancasila, yang bertujuan untuk melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip kejujuran, keadilan, musyawarah, gotong royong dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bersama.
Momentum suksesi kepemimpinan nasional harus berjalan dengan damai, aman, tertib dan bermartabat serta tidak terjebak dalam praktik politik aliran dan politik identitas yang berpotensi memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sehingga kehidupan berdemokrasi dapat berjalan dengan tertib, aman, damai, dan beretika, serta menghasilkan para pemimpin bangsa yang berkualitas, berintegritas, dan mencintai rakyatnya,” tutur Zainut.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ahmad Zainul Hamdi menegaskan gerakan pramuka bukan hanya sekedar bertepuk tangan melainkan pramuka menjadi bagian dari penyelesaian problem di negeri ini.
“Besok akan dilaksanakan pembongkaran tenda dan pulang ke rumah masing-masing. Saya mendapat kabar bahwa kegiatan bedah rumah ibadah yang berakhir dengan perpisahan antara peserta dengan penduduk berlangsung haru. Begitu juga dengan kegiatan penanaman pohon bambu dan kegiatan lainnya. Selamat kepada seluruh peserta PWN yang telah berkontribusi di bumi Gorontalo,” ujar Prof Inung, sapaan akrabnya.
Tampak hadir pula bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo, Zulkarnaen Suleman, para Rektor/Ketua PTKI (Rektor UIN, IAIN, STAIN dan PTKIS), Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Gorontalo dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo. (rmn)