INDOPOS.CO.ID – Pemerintah terus mendorong kolaborasi riset perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi di luar negeri. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai skema kerja sama, seperti Newton Fund, e-Asia Joint Research, Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia (KONEKSI), dan lainnya.
“Kolaborasi ini kami dorong agar perguruan tinggi Indonesia menjadi perguruan tinggi berkelas dunia melalui riset-riset dengan perguruan tinggi berkelas dunia,” tutur Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Prof Nizam dalam keterangan, Minggu (16/7/2023).
Menurut Nizam, pendanaan pendidikan tinggi, khususnya riset dan pengembangan Indonesia masih terbatas, jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
“Data Bank Dunia 2019 lalu, anggaran riset di Indonesia sekitar 0,08 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut juga masih didominasi dari anggaran pemerintah.
“Saat ini kita sedang bermimpi menjadi negara maju. Menjadi negara maju kuncinya ada dua, SDM berkualitas dan ekonomi berbasis pada inovasi,” katanya.
Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Gunani Partiwi menambahkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Kemdikbudristek) terus meningkatkan kualitas perguruan tinggi melalui bantuan fasilitasi akreditasi internasional.
Salah satunya, menurut dia, dengan memfasilitasi seluruh perguruan tinggi yang sudah bagus untuk berbagi dengan melakukan pembinaan ke perguruan tinggi lainnya yang akreditasinya masih rendah.
“Tujuannya untuk mengakselerasi peningkatan kualitas prodi-prodi di Indonesia,” ujar Sri. (nas)