Anak Muda Banyumas Keluhkan Nasib Petani hingga Ancaman K-Pop ke Anies Baswedan

Anak Muda Banyumas Keluhkan Nasib Petani hingga Ancaman K-Pop ke Anies Baswedan - anies co - www.indopos.co.id

Bacapres Anies Baswedan dialog bersama ratusan anak muda Banyumas, Selasa (3/10/2023). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan memenuhi undangan anak-anak muda Banyumas untuk dialog bersama di Kafe Sekawan, Purwokerto, Selasa (3/10/2023). Dalam kesempatan tersebut Anies berbagi pikiran, pandangan dan apa yang menjadi kegelisahan anak muda.

“Terima kasih teman-teman hadir disini, saya disini akan banyak mendengarkan dan saya berharap feeding dari teman-teman karena kita tahu anak muda itu penuh dengan kebaruan,” ucap Anies.

Salah satu pemuda yang menyampaikan kegelisahannya adalah Wahid yang merupakan mahasiswa pertanian dan calon petani muda yang menginginkan perubahan pada aspek pertanian dan kesejahteraan petaninya.

“Apresiasi untuk Wahid yang ingin masuk ke sektor pertanian kita, sektor pangan perlu perhatian ekstra, karena di satu sisi kita ingin harga pangan terjangkau di sisi lain kita juga ingin kesejahteraan petani meningkat,” terang Anies.

“Tapi di sisi lain, itu kita rasakan sulit, harga yang harusnya sampai ke petani malah hilang di tengah atau di tengkulak, sehingga yang kita perlu perbaiki adalah pasarnya yang tidak efektif,” lanjutnya.

Selain Wahid ada juga Janatan Fatir yang merupakan mahasiswa Unsoed yang viral saat ditanya oleh Bupati Banyumas. Fatir meresahkan banyaknya pekerja asing yang mengisi berbagai sektor industri di Indonesia.

“Justru pekerja kita adalah para ahli terbaik di dunia dan hal itu dibuktikan dengan pembangunan Jakarta International Stadium. Namun ke depan negara perlu membuat sistem yang merekomendasikan para ahli tersebut, jadi mirip dengan marketplace namun untuk mencari ahli di bidang apapun,” papar Anies.

Tak hanya itu, ada juga Sutis seorang mahasiswa yang mempertanyakan ancaman budaya K-pop bagi pengembangan budaya lokal.

“Jadi Korsel ini contoh bagaimana negara telah memberikan perhatian pada sektor lunak, yakni budaya dan itu dilakukan sejak 90-an, baru 20 tahun setelahnya mereka menikmatinya. Ini yang juga akan dilakukan perubahan ke depan dengan mengalokasikan dan menginvestasi sektor budaya agar budaya kita semakin dikenal ke depannya,” tandas Anies. (dil)

Exit mobile version