Terberat Sepanjang Reformasi, Pengamat: Kredibilitas Lembaga Survei Diuji

survei

Ilustrasi data survei. Foto: istimewa

INDOPOS.CO.ID – Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam mengatakan, kredibilitas lembaga survei mengalami ujian terberat sepanjang Pemilu pasca reformasi.

“Ujian paling berat lembaga survei sepanjang pemilu pasca reformasi menurut saya ya kali ini, Pemilu 2024,” sebut Surokim kepada wartawan, Senin (11/12/2023).

Menurut dia, lembaga survei terjebak ke dalam perangkap sebagai konsultan politik. Padahal keduanya memiliki poksi tugas yang berbeda.

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI), sebuah lembaga survei ternama dan memiliki pengalaman panjang, merilis hasil survei terkini. Disebutkan 50,2 persen publik menilai pemilu berpeluang terjadi kecurangan. Mencengangkan, paslon yang dianggap paling mungkin berlaku curang adalah paslon Ganjar-Mahfud 20.6 persen, Prabowo-Gibran 14.4 persen dan Anis-Muhaimin 5.4 persen.

Kondisi itu merupakan lampu merah bagi penyelenggara Pemilu. “Situasi yang sungguh patut diwaspadai dan dijaga khususnya oleh para penyelenggara pemilu agar trust publik bisa pulih,” ujarnya.

“Sebab bagaimanapun esensi demokrasi elektoral itu legitimasi dan trust dan ini wajib dijaga semua pihak. Jika kita ingin pemilu kita meningkat kualitasnya secara substantif,” imbuhnya.

Kemudian, lanjut dia, untuk membuktikan apakah hasil survei tersebut didapatkan dengan cara-cara yang benar bukan pesanan perlu ada survei lain.

“Sebenarnya saya berharap akan muncul lembaga survei pembanding yang lain, agar kita bisa membandingkan dan menemukan intersubjectivity itu. Sehingga akan lebih mudah memberi penilaian,” kata Surokim.

Jika lembaga survei terbatas, maka absolutisme dan hegemonik data bisa terjadi. Meski begitu, Surokim tetap yakin bahwa Lembaga Survei bisa memainkan perannya pada pesta demokrasi ini.

“Saya masih meyakini bahwa lembaga survei di Indonesia bisa menjadi oksigen demokrasi elektoral kita. Dan masih punya masa depan untuk menjadi bahan referensi dan edukasi publik. Karena itu lembaga survei yang muncul dari banyak pihak sungguh diharapkan,” ungkap Surokim. (nas)

Exit mobile version