Program Pemadanan Pangkas Waktu Siapkan SDM yang Kompeten

Program Pemadanan Pangkas Waktu Siapkan SDM yang Kompeten - kiki - www.indopos.co.id

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Kiki Yuliati. (Nasuha/ INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong partisipasi aktif industri dan pemangku kepentingan strategis terhadap program unggulan pendidikan vokasi. Di antaranya melalui program pemadanan dukungan, baik bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi Vokasi (PTV).

Program pemadanan dukungan tersebut diimplementasikan dalam Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan dan Program Dana Padanan (Matching Fund) PTV. Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan berbasis pada kemitraan dan penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi yang terukur nyata dengan dunia kerja dalam membangun SMK berkualitas sehingga menjadi mercusuar kinerja dan pusat belajar SMK lain. Adapun bentuk dukungan dari Dunia Kerja minimal dalam bentuk intervensi, antara lain penyelarasan kurikulum, praktisi Dunia Kerja, dan sarana prasarana yang proses pemadanannya dilakukan oleh Kemendikbudristek.

Manager Social Responsibility and Corp Communication PT United Tractors Tbk, Himawan Sutanto mengatakan program ini memiliki banyak manfaat, tidak hanya bagi sekolah, tapi juga bagi industri, seperti peningkatan kapasitas sekolah melalui teaching factory.

Lalu, peningkatan kapasitas guru dan murid melalui peningkatan sarana dan prasarana hingga pemangkasan biaya dan waktu untuk proses pengembangan calon karyawan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masuk ke industri.

“Pada 2008 lalu era industri bergerak cepat seiring dengan pertambahan volume bisnis kami, sehingga membutuhkan SDM yang unggul,” katanya dalam acara daring, Rabu (13/12/2023).

“Kecepatan ini tidak kami dapatkan di industri kalau kami tidak turun ke bawah. Sekolah hanya mengira-ngira kebutuhan industri, sementara industri juga berharap lulusan vokasi sesuai dengan kebutuhan industri. Ini tidak match,” imbuhnya.

Pada 2022 lalu, dikatakan dia, telah mengikuti pemadanan dukungan untuk 6 sekolah, dan 2023 memadankan untuk 9 sekolah. “Industri membutuhkan percepatan, AI sudah masuk, teknologi massif. Sementara di sekolah, alat praktek di tahun 90 masih digunakan, IT juga belum tersentuh,” ungkapnya.

“Sementara kompetensi itu yang harus dimiliki anak-anak SMK. Jika industri tidak turun, mungkin butuh waktu lima sampai tujuh tahun untuk link and match. Program pemadanan dukungan ini bisa memangkas waktu setengahnya untuk menyiapkan sumber daya di vokasi agar inline dengan kebutuhan,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, bahwa transformasi Pendidikan vokasi dilakukan dengan berbagai program unggulan seperti SMK Pusat Keunggulan, Matching Fund, Competitive Fund, Program Kecakapan Kerja dan Wirausaha yang bertujuan meningkatkan kemitraan dan kolaborasi.

Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan dan Matching Fund, menurutnya, mengharuskan adanya intervensi dari pihak industri baik dalam bentuk in cash dan in kind. “Program pemadanan dukungan dirancang untuk berjalan secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas pembelajaran, riset dan pengabdian kepada masyarakat, serta yang utama untuk menyiapkan lulusan yang kompeten yang bertumpu pada peningkatan peran mitra DUDI dalam pengembangan kurikulum, riset bersama, menyediakan praktisi mengajar dari DUDI, meningkatkan kompetensi guru dan dosen, dan mengembangkan teaching factory yang ada di Lembaga kursus, sekolah maupun kampus vokasi,” bebernya.

“Harapan kami, penyiapan SDM yang kompeten dapat mendukung daya saing dan daya sanding DUDI melalui penyiapan talenta yang unggul di DUDI.” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version