Kolaborasi untuk Negeri, Rumah Zakat-BKKBN-Bumbu Bunda Elia Entaskan Stunting dengan Kearifan Lokal

Kolaborasi untuk Negeri, Rumah Zakat-BKKBN-Bumbu Bunda Elia Entaskan Stunting dengan Kearifan Lokal - Rumah Zakat - www.indopos.co.id

CEO Rumah Zakat Irvan Nugroho berinteraksi dengan ibu-ibu Kader Kelurahan Ratu Jaya. Foto: Dok. Rumah Zakat

INDOPOS.CO.ID – Menyambut Hari Gizi Nasional ke-64 BKKBN, Rumah Zakat, dan Bumbu Bunda Elia berkolaborasi menyelenggarakan Seminar Gizi dan Demo Masak di 5 Kota Indonesia.

Kota Depok menjadi role model dari kota lainnya di Indonesia, karena berhasil menurunkan angka stunting dengan tingkat keberhasilan tertinggi secara nasional. Angka stunting di Kota Depok menjadi yang terendah sebesar 12,6%.

Seminar Gizi dan Demo Masak Optimalisasi Pangan Lokal diselenggarakan di 5 Kota, Depok, Banda Aceh, Kuningan, Sukabumi, Polewali Mandar yang merupakan daerah dari Program Desa Berdaya Rumah Zakat.

Demo masak menu Mpasi dilakukan di Kantor Kelurahan Ratu Jaya oleh ibu-ibu kader, serta disiarkan virtual di 4 kota lain. Acara bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui para kader seputar optimalasi yang ada di lingkungan sekitar, agar menjadi asupan gizi yang baik bagi keluarga.

Kolaborasi Berbuah Manis

CEO Rumah Zakat Irvan Nugroho menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi ini. Ia menerangkan kolaborasi bersama BKKBN dalam menangani permasalahan stunting di Indonesia merupakan wujud komitmen berkelanjutan dari Rumah Zakat dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Sebelumnya kolaborasi dilakukan melalui Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting. Kini kolaborasi semakin diperluas dengan menggandeng Bumbu Bunda Elia yang merupakan produk ikonik Indonesia yang diracik dengan keberagaman bahan pangan lokal. Bernilai, unggul, bergizi, serta memperlezat hidangan MPASI.

Irvan mengatakan, “Seminar merupakan bagian penting dari Program Pemberdayaan Rumah Zakat di Bidang Kesehatan, guna mewujudkan Desa Bebas Stunting.”
Hingga saat ini Rumah Zakat telah mengelola 88 Desa Bebas Stunting yang tersebar di 12 Provinsi. ”

Desa Bebas Stunting menjadi upaya masyarakat untuk membebaskan anak Indonesia, dari ancaman stunting. Menyasar anak usia di bawah 2 tahun, dan ibu menyusui. Programnya meliputi Sekolah Kader Gizi, Dapur Gizi Umum, Pendampingan Khusus di Bawah Usia 2 Tahun, dan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis.

Kolaborasi apik bersama BKKBN berhasil menyelamatkan 80% bayi dari risiko stunting, 93% ibu dapat melahirkan bayi dengan berat badan normal.

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo Sp.OG yang hadir secara virtual mengapresiasi upaya keberlanjutan Rumah Zakat dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, serta suport dari Lia Amalia, Konselor ASI-MPASI, Founder Bumbu Bunda Elia pada acara Seminar Gizi dan Demo Masak.

Hasto melanjutkan, “Asupan makanan bergizi berperan penting dalam menciptakan generasi masa depan yang unggul. Templatenya 1000 Hari Pertama Kehidupan, Allah menitipkan amanah berupa anak kepada para orang tua, untuk menjaga kehidupan anak-anak mereka, dengan memperhatikan asupan gizi yang sempurna melalui pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama, kemudian berlanjut dengan pemberian MPASI dan ASI hingga anak berusia 2 tahun.”

Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan organ – organ vital seperti otak mulai terbentuk, dan terus berkembang, yang menjadi periode emas dalam upaya pencegahan stunting.

Faktanya banyak ibu muda, serta anak-anak yang masih abai pada asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Lebih senang jajan di luar, tanpa cermat memilah, serta memilih makanan yang memberikan asupan gizi yang cukup. Selain ikhwal gizi, tentu aspek kebersihan yang sering tak terjaga, serta hal lainnya, yang penting dicermati sebelum mereka jajan.

“Penting untuk merubah mindset ibu dan anak-anak agar lebih selektif, mengurangi, kemudian beralih dengan memasak sendiri makanan jajanan di rumah, dengan mengoptimalkan keberagaman bahan pangan lokal yang unggul dari segi gizi. Pangan lokal mengandung zat gizi makro dan mikro nutrien, kaya varian penyajian, bisa dipadu-padankan dengan protein hewani, serta tentunya sangat lezat, “pesan Hasto.

Go Local Lewat Optimalisasi Pangan Lokal

Konselor ASI – MPASI, Founder Bumbu Bunda Elia Lia Amelia mengaku kagum dengan ketrampilan para ibu-ibu kader Kelurahan Ratu Jaya saat mengolah hidangan MPASI. Mereka memiliki pengetahuan seputar kandungan gizi setiap bahan pangan, trampil memadu-padankan satu dengan lainnya, terutama penggunaan protein hewani hingga menjadi sajian yang menggugah selera, lezat untuk anak.

Hal ini berdampak signifikan atas keberhasilan Kota Depok dalam menurunkan angka stunting yang menjadi fokus kita bersama. Upaya berkelanjutan akan optimalisasi pangan lokal selaras dengan keberadaan Bumbu Dapur Bunda Elia, yang diproduksi menggunakan keberagaman bahan pangan lokal menjadi aneka bumbu yang lezat, dan khas sebagai bumbu menu MPASI, maupun pelezat hidangan anak.

Bumbu diproduksi dalam kontrol ketat mengunakan bahan alami pilihan, bebas gula, garam, pengawet, dan msg. Bumbu kaldu mengandung protein.

Sekretaris Kecamatan Ratu Jaya Sanan Hidayat mengapresiasi kiprah Rumah Zakat yang telah memberikan perhatian penuh kepada Kota Depok dalam berjibaku menurunkan angka stunting, serta bertekad menjadikan Kota Depok bebas stunting. Insha Allah hal ini tinggal selangkah dikarenakan muncul kolaborasi apik untuk negeri yang diinisiasi BKKBN, Pemerintah Kota Depok, Rumah Zakat, serta Bumbu Bunda Elia.

Sanan mengatakan, “Gaung Optimalisasi Pangan Lokal melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari telah dilakukan Pemerintah Kota Depok melalui arahan, agar setiap pemilik rumah memanfaatkan lahan sempit tak produktif, untuk bertanam sayur-mayur. Selain bisa memanfaatkan wadah, atau media lain yang tak terpakai sebagai pot untuk bercocok tanam. ”

“Kami meminta pihak Kelurahan Ratu Jaya untuk melibatkan para ibu-ibu Kader untuk menggerakkan masyarakat memulai program Kawasan Rumah Pangan Lestari. Tentu selain mendapatkan manfaat ekonomis, keluarga juga dapat meningkatkan kesehatan mental dengan aktifitas bertanam, merawat, memetik yang melibatkan keseluruhan panca indera yang muaranya pada perasaan senang, puas, dan bahagia, “ujar Sanan.

Bersyukur Kota Depok secara Nasional mampu menurunkan prosentase angka stunting terbanyak. Namun masih ada peer kita bersama agar ke depan Depok menjadi role model bagi kota lainnya di Indonesia, yang sukses menghilangkan stunting guna membangun SDM unggul yang mewujudkan cita-cita kita bersama Indonesia Emas 2045.

“Terima kasih kepada Rumah Zakat atas dukungan sepenuh hati yang hari ini juga telah memberikan bantuan peralatan memasak kepada ibu-ibu Kader Kelurahan Ratu Jaya, Bumbu Bunda Elia, serta kepada semua pihak yang peduli untuk permasalahan ini, “pungkas Sanan Hidayat. (ibs)

Exit mobile version