Tepis Tudingan Skenariokan Kampus Kritik Jokowi, Guru Besar UII Beri Pesan Menohok

Jokowi-5

Presiden Joko Widodo menyaksikan, langsung penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules A-1344 oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Rabu, 24 Januari 2024. Foto: BPMI Setpres/Vico

INDOPOS.CO.ID – Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Ni’matul Huda tidak sependapat, anggapan segelintir orang menyebut ada skenario di balik munculnya gerakan kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Suara dari kalangan akademisi, murni sebagai pengingat menjaga demokrasi Indonesia.

“Saya mengatakan, skenario Tuhan yang menggerakkan hati dan pikiran sehat para guru besar dan civitas akademica untuk bersuara, kebetulan nadanya sama,” kata Prof Ni’matul melalui gawai, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Ia malah curiga, pernyataan sesama akademisi yang menyanjung pemerintah di tengah ironi kemunduran demokrasi seakan dirancang seperti itu. Padahal setiap orang harus memperjuangkan kebenaran.

“Nah, beberapa pimpinan perguruan tinggi yang nadanya justru sumbang itulah yang mungkin diskenariokan. Baca pengakuan beberapa rektor yang secara seragam memuji-memuji Presiden Jokowi baik dan sukses,” kritik Ni’matul.

“Kewajiban setiap muslim dan muslimah untuk menyuarakan yang haq (kebenaran) itu walaupun itu pahit,” tambah Guru Besar Hukum Tata Negara UII itu.

Selain nenyuarakan kebenaran, tentu sudah menjadi kalangan akademisi mengedepankan kejujuran, keadilan. Serta menjunjung tinggi etika. “Menjaga negara ini, dari berbagai upaya pihak manapun atau siapapun yang ingin menghancurkannya,” tegasnya.

Dalam kontek berbangsa dan bernegara atas nama demokrasi, Jokowi oleh rakyatnya diberi mahkota sebagai presiden dan sudah bersumpah, akan memenuhi kewajiban sebagai presiden sebaik-baiknya dan seadil-adinya.

Tentu harus memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya, dengan selurus-lurusya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.

“Jika presiden berkenan menahan diri untuk kembali memegang teguh sumpah dan janjinya sebagai presiden, pasti penghormatan akan beliau dapatkan kembali,” ucapnya.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menganggap, kritik yang diutarakan para kalangan akademisi itu merupakan bagian skenario dengan sengaja diciptakan pihak tertentu.

“Ini skenario, ini kita sudah paham sebagai mantan aktivis. “Ya sudahlah, mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur,” ucap Bahlil secara terpisah di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2/2024) kemarin.

“Kita tahu lah, ini penciuman saya sebagai mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ngerti betul barang ini. Terkecuali aku ini mahasiswa dulu kutu buku. Kita ini besar di jalan, gimana kita enggak paham gini-ginian,” sambungnya. (dan)

Exit mobile version