INDOPOS.CO.ID – Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD enggan banyak komentar, soal laporan Indonesia Police Watch (IPW) terhadap capresnya Ganjar Pranowo ke Komisi Pemilihan Umum (KPK) atas kasus dugaan gratifikasi. Menurutnya, hal tersebut menjadi ranah lembaga antirasuah.
“Wah saya tidak akan mandang itu lah, biar jalan itu,” kata Mahfud MD di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Ia menyerahkannya kepada KPK. Namun, ia tidak bicara lebih jauh karena perpolitikan pasca-pemilu masih terasa. Karenanya menjadi multitafsir karena banyak yang menyorotnya.
“Ya terserah KPK saja,” ujar mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Menko Polhukam itu.
“Saya enggak terlalu tertarik mengikuti itu karena situasi politiknya ada, sedang ada di depan kita. Sehingga macam-macam tafsirnya,” tambah Mahfud MD.
Namun, sepengetahuannya ketika berbicara dengan Ganjar hal tersebut tidak pernah terjadi. “Saya tidak tahu, tapi sejauh ini komunkasi saya dengan Ganjar. Ganjar enggak katanya, ‘ndak’ ada itu, gitu saja,” jelasnya.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso telah melaporkan, Ganjar dan pimpinan bank daerah atas dugaan penerimaan gratifikasi dan atau suap berupa cashback dari perusahaan asuransi.
“IPW melaporkan adanya dugaan penerimaan gratifikasi dan atau suap yang diterima oleh Direksi Bank Jateng dari perusahaan-perusahaan asuransi,” ujar Sugeng, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Perusahaan asuransi itu memberikan, pertanggungan jaminan kredit kepada kreditur Bank Jateng yang dipahami sebagai cashback. Nilai cashback itu diduga sekitar 16 persen dibagikan untuk tiga pihak.
Rinciannya, 5 persen untuk operasional Bank Jateng, 5,5 persen untuk pemegang saham Bank Jateng yang terdiri dari pemerintah atau kepala daerah, dan 5,5 persen untuk pemegang saham pengendali Bank Jateng. “Yang diduga adalah kepala daerah jawa tengah dengan inisial GP,” papar Sugeng. (dan)