Soal Seruan Boikot Kurma Israel, MUI: Pemerintah Jangan Sampai Kecolongan

kurma

Penjual kurma mulai ramai mendekati Ramadan 2024 di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Foto: Indopos.co.id / Dhika Alam Noor

INDOPOS.CO.ID – Majelis Ulama Indonedia (MUI) meminta, pemerintah memperketat pengawasan keluar masuk beragam produk Israel ke Indonesia di tengah seruan boikot kurma buatan zionis tersebut. Sebab, permintaan kurma pasti cukup banyak mendekati bulan Ramadan 2024.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim mewanti-wanti, pemerintah agar tidak kebobolan dan memastikan produk kurma Israel tidak beredar di pasar Tanah Air.

“Pemerintah jangan sampai ada kecolongan. Jadi harus mengecek betul produk-produk Israel, termasuk kurma Israel dan lain-lainnya,” kata Sudarnoto melalui gawai, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Ia menekankan, jangan dibiarkan mekanisme pasar itu bebas. Jika berlaku demikian tentu beragam barang apa saja bisa masuk ke dalam negeri. Hal tersebut dapat mengkhawatirkan dan menguntungkan produk zionis Israel.

“Tapi kalau dikendalikan, dikontrol, diwaspadai oleh pemerintah itu mungkin bisa dilakukan barang-barang itu, kurma Israel misalnya yakin tidak akan bisa masuk,” ujar Sudarnoto.

MUI telah mengeluarkan fatwa terkait membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel hukumnya haram. Karenanya, masyarakat diingatjan tidak membeli kurma produk Israel.

“MUI melakukan seruan terhadap masyarakat, kalau masih ada kurma Israel di toko-toko jangan dibeli. Tapi, pemerintah punya peran untuk itu,” tutur Sudarnoto.

“Jadi, ini bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi rakyat. Sekaligus untuk mendukung fatwa MUI dan membela kemanusiaan Palestina,” tambahnya.

Gerakan boikot tersebut muncul di tengah serangan tak henti-hentinya Israel terhadap Palestina. Dalam seruan itu, mengajak masyarakat selalu memeriksa label saat membeli kurma agar tidak membeli barang yang diproduksi atau dikemas di Israel. (dan)

Exit mobile version