MUI: Ramadan Bulan Pendidikan Rohani, Perkuat Akhlak dan Kendalikan Hawa Nafsu

MUI: Ramadan Bulan Pendidikan Rohani, Perkuat Akhlak dan Kendalikan Hawa Nafsu - kurma 1 - www.indopos.co.id

Ilustrasi - Tidak "balas dendam" saat berbuka puasa, hanya memilih kurma. (Freepik)

INDOPOS.CO.ID – Ramadan merupakan bulan penuh nikmat, kebaikan dan kebahagiaan. Sekaligus menjadi kesempatan terbaik melakukan latihan mengendalikan hawa nafsu, mengintrospeksi dan memperbaiki diri.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan, Ramadan juga mampu meningkatkan dan memperbaiki serta memperindah akhlak. Termasuk meningkatkan empati atau kepedulian terhadap sesama.

“Ramadan adalah bulan pendidikan rohani. Hal ini hendaknya dimaksimalkan bagi upaya-upaya penguatan akhlak,” kata Amirsyah melalui gawai, Jakarta, Selasa (12/3/2024).

Tujuannya menangkal dan menanggulangi perilaku sosial negatif-destruktif yang merusak akhlak bangsa Indonesia di lingkungan keluarga, pendidikan, dan lingkungan pergaulan masyarakat yang lebih luas lainnya.

Sementara prinsip pengendalian diri ketika berpuasa, bukan hanya soal menahan tidak makan-minum, melainkan menahan diri dari sikap berlebihan dalam konsumsi.

“Di antaranya agar umat menghindari perilaku berlebihan (israf) dalam gaya hidupnya. Sehingga dapat berlatih mengendalikan hawa nafsunya dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Amirsyah.

Tindakan berlebihan memang tidak membatalkan puasa, namun dapat mengurangi pahala dan masuk kategori perbuatan makruh. ‘Balas dendam’ ketika buka puasa, misalnya.

Ia meminta, umat Muslim meningkatkan ibadah selama bulan Ramadan. Seperti salat wajib, qiyamu Ramadan, bersedekah dan lainnya. Qiyamu Ramadan merupakan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan.

“Memaksimalkan ibadah di dalamnya seperti puasa, ibadah Tarawih, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah,” jelas Amirsyah.

“Menjauhi segala bentuk aktivitas yang mengarah kepada maksiat, munkarat, mulghah,” sambungnya. (dan)

Exit mobile version