Soroti Usul Jokowi Jadi Ketua Koalisi, Pengamat Duga Bukan Ide PSI

pengamat

Pengamat Komunikasi Politik dan Pendiri lembaga KedaiKOPI. (foto : ist)

INDOPOS.CO.ID – Usulan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menginginkan Joko Widodo alias Jokowi menjadi Ketua Koalisi Indonesia Maju (KIM) dinilai sebagai hal yang lumrah untuk partai yang hidupnya bergantung pada sosok bapak dari Kaesang. Hal itu diucapkan oleh pakar komunikasi politik Hendri Satrio.

“Hidup matinya PSI itukan tergantung dari Jokowi, bapaknya Kaesang. Dan PSI tentunya juga ingin partainya tetap hidup, maka yang dilakukannya adalah terus mengangkat nama Jokowi di kancah politik nasional,” kata Hendri Satrio kepada Indopos.co.id, Rabu (14/3/2024).

Meski begitu, pria yang akrab disapa Hensat ini menduga bahwa usulan itu tidaklah murni datang dari PSI, Ketua Dewan Pembina PSI Jefry Geovani ataupun Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie, tetapi ide itu datang dari keinginan Jokowi sendiri.

“Tapi tentunya kita bisa membaca bahwa ide ini bukan dari Grace, Jefri ataupun PSI. Sesungguhnya ini adalah idenya Jokowi untuk terus tampil sebagai penentu perpolitikan di negeri ini,” ucap Hensat.

“Dan kalo itu sudah maunya Jokowi, tentunya Jokowi akan mewujudkan dengan segala cara untuk membentuk koalisi besar dibawah kendalinya,” tambahnya.

Akan tetapi, lanjut Hensat, apakah keinginan Jokowi dan PSI itu akan terwujud tergantung dari partai lainnya, khususnya para pendukung pasangan calon Prabowo-Gibran.

“Usulan atau keinginan ini, tentunya akan kembali lagi kepada partai politik KIM ataupun lainnya, akan menjadi tersandera atau independen, sesuai visi misi partai politik,” pungkas pendiri lembaga konsultan politik KedaiKOPI ini.

Sebagaimana diketahui, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyatakan, Presiden Jokowi semestinya menjadi sosok yang berada di atas semua partai politik.

Grace mengungkapkan, ada usul dari Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovannie agar Jokowi dapat memimpin koalisi partai politik yang punya kesamaan visi menuju Indonesia emas.

“Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai, semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas,” kata Grace dalam program Gaspol! Kompas.com, Minggu (10/3/2024).

Grace berpandangan, Jokowi dapat menjadi sosok yang mempersatukan atau menjembatani kepentingan partai-partai politik. Ia menilai, tidak mudah mencari seseorang yang bisa menjembatani semua partai politik dan perkataannya dapat mempersatukan partai-partai tersebut.

“Enggak banyak sih saya pikir yang dengan orang rela ya untuk menerima dan hari ini saya pikir Pak Jokowi satu-satunya orang,” kata Grace. Namun demikian, Grace mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait usulan tersebut, termasuk peran apa yang akan diberikan kepada Jokowi kelak.

“Itu kan masih usulan ya, detailnya kita belum tahu juga, kan perlu dibicarakan juga, ini kan banyak partai, banyak kepentingan, banyak kepala, jadi akan seperti apa dinamikanya belum tahu,” ujar dia.

Seperti diketahui, PSI adalah salah satu anggota Koalisi Indonesia Maju yang mendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Selain PSI, koalisi tersebut juga beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Garuda, Partai Gelora, dan Partai Prima. Meski tidak punya jabatan di koalisi tersebut, Jokowi memberikan sinyal kuat bahwa ia berpihak pada Koalisi Indonesia Maju pada Pilpres 2024.

Hal ini ditandai dengan pertemuan antara Jokowi dengan beberapa ketua umum anggota Koalisi Indonesia Maju beberapa waktu sebelum Pemilu 2024.

Prabowo pun sempat blak-blakan bahwa dirinya didukung penuh oleh Jokowi, bahkan ia mangeklaim Koalisi Indonesia Maju adalah tim penerus Jokowi. “Saudara sekalian, kami koalisi Indonesia maju, kami tidak malu-malu, kami terang-terangan, kami adalah tim Jokowi, kami adalah penerus Jokowi,” katanya saat berpidato di acara Rapimnas KSPN di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (14/1/2024). (dil)

Exit mobile version