Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Peresmian UAG

Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Peresmian UAG - uag - www.indopos.co.id

Founder ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Ary Ginanjar Agustian (tengah) bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas (kedua kanan), dalam acara peresmian Universitas Ary Ginanjar (UAG) di Menara 165, Jakarta Selatan, Minggu (24/3/2024). Foto: ESQ

INDOPOS.CO.ID – Sejumlah tokoh nasional menghadiri peresmian Universitas Ary Ginanjar (UAG), diantaranya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas dan Gubernur Jawa Barat 2018-2023 Ridwan Kamil bersama istri Atalia Praratya.

Acara yang bertepatan dengan syukuran hari ulang tahun atau milad ke-59 Founder ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Group Ary Ginanjar Agustian tersebut, dilaksanakan di Ruang Andalusia Menara 165, Jakarta Selatan, Minggu (24/3/2024) sore.

Pada kesempatan itu, Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas mengapresiasi Ary Ginanjar di usianya ke-59 tahun masih produktif memberikan manfaat untuk negara dan masyarakat dengan melahirkan perguruan tinggi demi mencetak anak-anak muda generasi emas di masa mendatang.

“Di tengah ulang tahun yang ke-59 ada karya baru yang beliau persembahkan yaitu lahirnya Universitas Ary Ginanjar. Mudah-mudahan kampus yang dilahirkan ini akan menjadi bagian dari upaya untuk mempersiapkan sebuah kampus yang melahirkan generasi emas yang akan datang,” ucap Anas.

“Mudah-mudahan pengabdiannya akan menumbuhsuburkan semangat untuk terus mengabdi kepada bangsa dan negara yang berdampak luas untuk masyarakat,” sambungnya.

Sementara itu, Ridwan Kamil menyampaikan kehadiran UAG yang berfokus pada keseimbangan tiga kecerdasan yaitu IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), SQ (Spiritual Quotient) ini merupakan jalan menuju Indonesia Emas 2045.

Karena menurutnya, setelah pada tahun 1945 bangsa ini memproklamasikan sebagai negara merdeka, setidaknya terdapat tiga syarat jika ingin memproklamasikan sebagai negara adidaya di tahun 2045.

“Pertama, jika sumber daya manusianya cerdas, sumber daya manusianya punya akhlak, sumber daya manusianya punya spiritualitas atau yang kita sebut dengan ESQ,” kata Ridwan Kamil.

Kemudian Ridwan Kamil mengatakan, syarat yang kedua adalah demokrasinya harus selalu damai, termasuk pemilihan umum (Pemilu) yang digelar setiap 5 tahun.

“Terkahir, ekonomi kita oleh Generasi Z ini harus selalu ekonomi yang berkelanjutan, ekonomi digital, dan ekonomi hijau tetap dijaga,” tuturnya.

Selain Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas dan Ridwan Kamil, hadir juga mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier, mantan Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri Suhajar Diantoro dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, tokoh pendidikan Fasli Jalal, Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Nafis dan Sekjen MUI Amirsyah Tambunan yang sekaligus memimpin doa.

Kemudian Ketua Dewan Pembina Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Purnawirawan) Arief Sulistyanto, Ketua Dewan Penasihat FKA ESQ Laksamana Tentara Nasional Indonesia (Purnawirawan) Ade Supandi, dan Wakil Ketua Umum FKA ESQ Komjen Polisi (Purnawirawan) Nanan Soekarna, serta alumni ESQ dan tokoh nasional lainnya.

Diketahui, pendirian kampus yang berfokus pada keseimbangan tiga kecerdasan yaitu IQ, EQ, dan SQ ini merupakan terobosan Ary Ginanjar setelah berkiprah lebih dari 24 tahun dalam pembangunan karakter di Indonesia bahkan manca negara.

“Dunia pendidikan yang hanya menitikberatkan pada kecerdasan intelektual maka dapat menyebabkan lahirnya generasi cerdas namun kehilangan empati dan buta hati nurani, hanya karena pendidikan yang mengabaikan EQ dan SQ,” jelas Ary Ginanjar.

Ary mengungkapkan visi kampus UAG menjadi pusat keunggulan menuju Indonesia Emas 2045 berbasis penguatan karakter.

“UAG sebagai perguruan tinggi berbasis karakter, menjadi pusat keunggulan menuju Indonesia Emas 2045,” paparnya.

Hal ini sejalan dengan amanah dari UU Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan adalah mengembangkan potensi mahasiswa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (ibs)

Exit mobile version