Kurikulum Merdeka Disiapkan Sejak 2020, BSKAP: Prosesnya Cukup Panjang

aditomo

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo (tengah). (Indopos.co.id/Nasuha)

INDOPOS.CO.ID – Indonesia memang sudah saatnya ganti kurikulum pendidikan. Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo kepada INDOPOS.CO.ID, Selasa (2/4/2024).

Ia menjelaskan, ada 2 mendasar perlunya kurikulum baru, di antaranya rendahnya daya nalar siswa dan pentingnya pengembangan karakter anak.

Kendati, dikatakan dia, 2 hal tersebut sudah diakomodir dalam Kurikulum 2013 (Kurtila). Namun dengan materi yang luas, peningkatan daya nalar dan pengembangan karakter sulit dilakukan.

“Kurikulum Merdeka diberlakukan sebagai pengganti Kurikulum 2013. Materi pelajaran pun sudah dikurangi dengan tujuan memberikan waktu dan ruang yang cukup bagi guru untuk mengembangkan daya nalar siswa dan pembentukan karakter yang lebih optimal,” terangnya.

“Jadi kata kuncinya adalah memberikan jam khusus untuk pengembangan karakter anak. Dimana anak harus mengalami proses belajar melalui praktik dan keteladanan,” imbuhnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, alasan pergantian kurikulum di antaranya untuk pengembangan karakter siswa secara holistic. Selain itu harus ada pengembangan aspek sosial, aspek emosional, keimanan, ketakwaan dan lainnya.

“Kurikulum Merdeka ini memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan karakter siswa. Meskipun Kurtilas sudah mulai, tapi materi akademiknya masih terlalu banyak,” ungkapnya.

“Kurikulum pendidikan juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” imbuhnya.

Kemajuan teknologi dengan kecakapan digital, lanjut dia, harus mengikuti perkembangan zaman. Dan kompetensi yang dihasilkan harus membuat anak mampu beradaptasi untuk belajar sepanjang hayat.

“Kurikulum Merdeka berbeda dengan kurikulum pendidikan sebelumnya. Sebab, penerapan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional memiliki masa transisi yang cukup panjang. Sehingga tidak menimbulkan distruksi di lapangan,” terangnya.

“Kurikulum Merdeka disiapkan sejak 2020 lalu dan di 2024 ini baru diterapkan secara nasional, jadi memang prosesnya cukup panjang,” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version