INDOPOS.CO.ID – Di era digital yang selalu serba cepat dan mudah, personal branding semakin penting. Jangan anggap sepele perilaku dan jejak digital yang ditinggal di akun media sosial. Apalagi, 70 persen perusahaan besar di Indonesia kini menjadikan Facebook dan Instagram sebagai rujukan serius dalam memilih calon karyawan baru.
Jejak digital di dua akun medsos tersebut menjadi panduan dalam menentukan layak-tidaknya calon karyawan bergabung. ”Karena itu, penting merapikan jejak digital, baik itu foto, video juga komen di setidaknya dua akun medsos tersebut agar selalu otentik. Jadilah diri kalian selalu positif dengan menyebarkan (sharing) sesuatu yang positif dan bermanfaat,” kata Mom Influencer Dyah Hakim dalam acara daring, Jumat (3/5/2024).
Dyah Hakim mengingatkan, sekali kita tercela melakukan tindakan melanggar etika, menebar hoaks atau menebar kebencian dengan foto atau video yang tak pantas di ruang digital, akan merusak personal branding kita di masa datang. ”Kenapa? Jejak digital tidak bisa dihapus. Semua yang sudah ter-posting akan dilihat semua orang. The world is watching,” ujar Dyah.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung, Mei Santi mengingatkan masyarakat untuk tidak lupa menjaga keamanan akun medsos dari ancaman penjahat digital yang setiap saat mengancam data pribadi.
”Saat menyarankan viewer untuk mengklik, share dan comment sebagai CTA (Click To Action) untuk menambah viewer, pastikan mereka mengklik link yang aman. Jangan sampai mereka salah mengklik link yang membahayakan data pribadimu, juga data pribadi mereka,” saran Mei.
Mei menambahkan, biasakan juga memverifikasi link dan password agar tak mudah dibobol. Kuncinya, bikin password yang unik, perpaduan angka, emoticon, dan huruf. Ganti setiap dua bulan, kalau perlu catat secara offline. ”Memang ribet, tapi lebih aman. Ingat, di ruang digital tidak ada jaminan 100 persen aman dari ancaman penjahat digital,” ujar Mei.
Diketahui, gelaran webinar ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024. (nas)