INDOPOS.CO.ID – Emak-emak Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, mengeluhkan tentang kelangkaan minyak goreng.
Mengingat, minyak goreng merupakan bahan baku bagi emak-emak untuk menyidangkan makanan dalam sehari-hari.
Untuk menghemat stok minyak goreng, para emak-emak memilih masakan dengan cara direbus atau ditumis.
Ani, salah satu warga Banjarsari mengatakan, kelangkaan minyak goreng telah dirasakan sejak awal tahun yang lalu.
Hal itu ditandai dengan tidak adanya stok di sebuah mini market yang tidak jauh dari rumahnya.
“Sebulan ini kalau nggak salah (minyak langka). Paling siasatinya masak sayuran sama yang menggoreng tidak menghabiskan minyak,” katanya saat ditemui di rumahnya, Minggu 21 Februari 2022.
Untuk di wilayah Kota Serang, dia mengaku masih bisa membeli minyak goreng di Pasar Induk Rau (PIR), namun dibatasi dengan jumlah tertentu.
“Yang tadinya dekat kan belanja, sekarang harus ke Pasar nyari minyak goreng doang,” ungkapnya.
Menurutnya, konsumen hanya dibolehkan membeli dari dua kemasan sayur dan lima liter minyak curah. Tujuannya agar tidak ada oknum yang menimbun minyak goreng dalam situasi langka.
“Dibatasi nggak bebas belinya. Pernah kan waktu itu mau beli minyak sayur 5 bungkus buat stok, dibolehin cuma 2. Kata pedagangnya biar kebagian semua sama tidak ada yang manfaatin gitu,” jelasnya.
Akibat kelangkaan itu, lanjut Anis, harga minyak goreng sempat naik hingga Rp11 ribu.
“Semapat naik juga, yang biasanya beli Rp14 ribu jadi Rp28 ribu,” paparnya.
Pihaknya berharap pemerintah dapat menanggulangi kelangkaan minyak goreng dengan cepat. Sebab sempat beberapa kali dirinya didatangi tetangganya hanya untuk meminta minyak goreng.
“Bahkan sempat tetangga datang buat minta minyak goreng. Iya habis saat masak, dia (tetangganya) baru ingat tidak punya stok. Ya cepat ditangani sama pemerintah lah,” harapnya. (son)
