KRL Beroperasi, Pendapatan Awak Bus Rangkasbitung-Jakarta Anjlok

bus

Banyak bus memilih tidak beroperasi karena sepinya penumpang di terminal bus Mandala Rangkasbitung

INDOPOS.CO.ID – Sejak beroperasinya Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang tahun 2017 lalu, praktis pendapatan perusahaan oto bus dan awaknya menurun secara drastis, karena penumpang dari Rangkasbitung ke Jakarta maupun sebaliknya lebih memilih naik kereta api.

Selain ongkosnya lebih murah, juga efesiensi waktu dan tentu lebih nyaman naik kereta api jika dibandingkan naik bus. ”Kalau naik kereta api ongkosnya cuma Rp8 ribu dari Rangkasbitung ke Jakarta, dengan waktu tempuh kurang dari dua jam. Sementara kalau naik bus, bisa memakan waktu tiga hingga empat jam dengan ongkos Rp45 ribu,” ungkap Sri, seorang karyawati kepada indopos.co.id, Selasa (15/3/2022).

Beralihnya penumpang yang selama ini menggunakan bus ke kereta api tentu sangat berdampak terhadap pendapatan perusahaan oto bus, sehingga banyak perusahaan angkutan yang memilih tidak meremajakan busnya, karena tingginya biaya operasional dan pembelian suku cadang, tidak sebanding dengan pendapatan.

“Tak heran banyak bus bus yang sudah tua masih beroperasi, dan tidak ada satupun bus jurusan Rangkasbitung ke Kalideres memiiki fasilitas AC,” ujar Ujang, seorang warga Rangkasbitung.

Dampak dari beroperasinya KRL Rangkasbitung-Tanah Abang, ditambah Pandemi Covid 19 sangat dirasakan oleh awak bus AKAP Rangkasbitung – Kalideres yang mengaku saat ini pendapatannya tidak lebih dari 50 persen dari pendapatan sebelum adanya KRL Rangkasbitung – Tanah Abang dan Pansemi Covid 19.

”Dulu sehari paling sedikit, kami bisa membawa pulang uang Rp250 ribu ke rumah. Namun, sejak adanya KRL sekarang ini untuk mencari Rp100 ribu aja susah,” ungkap Ubed seorang sopir bus AKAP di terminal bus Mandala Rangkasbitung.

Hal senada dikatakan Hendra, sopir bus lainnya yang mengaku sekarang tidak bisa setiap hari pulang ke rumah karena minimnya penghasilan, sehingga dirinya lebih memilih tidur di dalam bus di terminal Mandala. ”Paling pulang ke rumah tiga atau empat hari sekali,” cetusnya. (yas)

Exit mobile version