PPDB Kacau, Akademisi Desak Pj Gubernur Banten Evaluasi Kadis Dikbud dan Kepsek

pj gubernur banten

Adib Miftahul, akademisi dan direktur Kajian Politik Nasional (dok indopos.co.id)

INDOPOS.CO.ID – Kacaunya pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023 di Provinsi Banten, karena banyaknya siswa cerdas dan atlet berprestasi yang tidak lolos masuk ke sekolah Negeri mendapat sorotan dari Akademisi Universitas Islam Syeh Yusuf (Unis) Tangerang, Adib Miftahul.

Menurut Adib yang juga pengamat politik ini, banyaknya protes orang tua calon siswa dan lembaga sekelas KONI (Komite Olaharaga Nasional Indonesia) menandakan pelaksanaan PPDB ada ketidakberasan.

Ia mengatakan, ketidakberesan pelaksanaan PPDB di Provinsi Banten, khususnya di Tangerang Raya disebabkan minimnya solusi dari Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan dan tak ada deteksi dini, bagaimana program kedepan menyelesaikan persoalan soal PPDB.

“Masa tiap tahun harus melihat tangis orang tua yang ingin anaknya bersekolah di sekolah SMA milik pemerintah. Saya pikir harus tegas PJ Gubernur Banten Al Muktabar sekarang ini,” ujar Adib kepada indopos.co.id, Rabu (13/7/2022).

Ia mengatakan, Kadindikbud harus dicopot dan diganti oleh sosok yang visioner, inovatif dan banyak gagasan. “Kadindikbud sekarang minim gagasan, sehingga proses PPDB setiap tahun selalu crowded. Ini harus menjadi perhatian khusus Pj Gubernur sekarang. Harus punya grand design besar soal pendidikan Banten ke depan, fokus pada daya tampung. Akses pendidikan yang paling punya prioritas di Banten harusnya, selain infrastruktur, ekonomi,” tutur Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) ini.

Kedua, kata Adib, suka atau tidak suka PPDB di Banten pasti akan terus bermasalah, selama tidak ada political will dari pemangku kepentingan untuk menambah ruang kelas.

“Terkait minimnya daya tampung SMA/SMK di Banten ini harus disikapi serius oleh Gubernur. Pasalnya, hal itu dapat mempengaruhi kesempatan anak didik bersekolah di sekolah milik pemerintah. Tahun ini, ada 229.000 anak yang mau masuk SMA/SMK. Sementara daya tampung hanya 86.000 siswa. Jangan hanya soal pendidikan ini hanya menjadi komoditas politik, tapi tak pernah terselesaikan,” tandasnya.

Beredar kabar, sejak pelaksanaaan PPDB Kepala Dindikbud Banten Tabrani jatuh sakit, sementara semua kebijakan diambil alih oleh Sekretaris Dinas (Sekdis) Dindikbud Taqwim.

Sementara Sekretaris Dindikbud Banten Taqwim yang dikonfirmasi melalui pesan WhasApp tidak merespon meski pesan yang dikirimkan disinyalir sudah dibaca dengan dua tanda centang dan ponselnya dalam kondisi online. Demikian juga, saat dihubungi melalui sambungan telepon WhatsApp meski dengan nada berdering namun juga tidak direspon.

Sementara Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Banten M Tranggono yang dikonfirmasi terkait kisruhnya pelaksanaan PPDB tahun ini di Banten, mengaku akan menyelidiki apa penyebab banyaknya atlet dan siswa berprestasi yang tidak lolos masuk sekolah Negeri m” Nanti akan saya selidiki apa penyebab mereka tidak bisa diterima di sekolah negeri,” tegas Tranggono. (yas)

Exit mobile version