Kenduri Swarnabhumi di Sanggar Dharmasraya Tampilkan Drama Kolosal

Kenduri Swarnabhumi di Sanggar Dharmasraya Tampilkan Drama Kolosal - kenduri kolosal - www.indopos.co.id

Drama kolosal bertajuk Dara Petak dan Dara Jingga yang digelar di Kompleks Candi Pulau Sawah, Sumatera Barat. (Kemendikbudristek)

INDOPOS.CO.ID – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama seluruh Pemerintah Daerah di Daerah Aliran Sungai Batanghari telah menyelesaikan ekpedisi Sungai Batanghari dalam Kenduri Swarnabhumi. Dengan pementasan drama kolosal.

Drama kolosal itu bertajuk Dara Petak dan Dara Jingga. Digelar di Kompleks Candi Pulau Sawah, Sumatera Barat dengan puluhan pemeran dari Sanggar Seni lokal Dharmasraya.

Di antaranya Sanggar Dara Petak, Sanggar Dara Jingga, Sanggar Timbulun Indah, Sumaran Rumah Panjang, Kajanglako, Gadih Lareh, dan Sanggar Seni Sarai Sarumpun serta beberapa sanggar seni lainnya di bawah besutan sutradara Rama Suprapto.

Drama dibuka dengan penjelasan latar belakang kisah Dara Jingga dan Dara Petak terjadi pada abad ke 11 masehi. Saat itu Raja dari negeri Singhasari di Jawa, Sri Kertanegara Wikramatunggadewa mengirim ekspedisi kewibawaan militer bernama Ekspedisi Pamalayu. Tujuannya mengajak negeri-negeri di Sumatera bersatu.

“Pelaksanaan Ekspedisi Batanghari kali ini menitikberatkan pada perkenalan dan penyebarluasan budaya daerah yang dilalui aliran Sungai Batanghari dengan berbagai festival,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Ekspedisi pun sampai di Kerajaan Melayu Dharmasraya. Diawali dengan misi diplomatik untuk meminta kesetiaan Dharmasraya secara baik-baik tanpa pertumpahan darah. Dalam narasi permulaan pentas tersebut, dijelaskan betapa rakyat Dharmasraya heboh mendengar kedatangan tamu rombongan dari Jawa.

Utusan Singhasari datang ketika Dara Petak dan Dara Jingga sedang berkumpul dengan ayahanda mereka Srimad Tribhuwanaraja dalam balairung Istana Dharmasraya. Kedua putri menari dengan balutan gaun merah dan gaun emas.

Utusan dari Singhasari membacakan surat dari Sri Kertanegara. Sebagai tanda ikatan antara Singhasari, Sri Kertanegara memberikan sejumlah hadiah, salah satunya adalah Arca Amoghapasa.

Melihat ketulusan rombongan Singhasari, Raja Srimad Tribhuwanaraja mengutus kedua putrinya untuk ikut rombongan Singhasari ke Jawa dan dinikahkan dengan Sri Kertanegara sebagai balasan ketulusan dari Kerajaan Dharmasraya.

Meskipun dengan berat hati, Dara Petak dan Dara Jingga ikhlas menerima pernikahan tersebut demi tegaknya perdamaian dan persatuan antara negeri-negeri di Sumatera dan Jawa.

Pemeran Dara Petak, Tiara Felany mengaku pertunjukkan ini adalah yang pertama baginya. Karena di dalamnya melibatkan drama dan dialog. “Sebelumnya kami hanya menari dan menari saja,” jelasnya. (dan)

Exit mobile version