Petani Purbalingga Ekspor 300 Ton Lada ke Jepang

oetani

Petugas tengah mempersiapkan keberangkatan truk bermuatan komoditas lada asal Kabupaten Purbalingga, Senin (24/10). Mereka resmi mengekspor 20 ton lada ke Jepang. Foto: Dokumen Kementan

INDOPOS.CO.ID – Proyek Pengembangan Sistem Pertanian terpadu di Daerah Dataran Tinggi/Upland (The Development of Integrated Farming System at Upland Area) terus menuai hasil. Lewat Upland, para petani berhasil meningkatkan produktivitas serta meningkatkan kualitas komoditas mereka.

Salah satu daerah yang sukses tersebut adalah Kabupaten Purbalingga. Pada Senin (24/10), para petani di sana resmi mengekspor komoditas lada ke Jepang. Lada ini merupakan hasil panen dari sejumlah kelompok tani (Poktan) binaan program Upland di bawah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementerian Pertanian. Peresmian dilakukan langsung Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi bersama Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, total ada 32 poktan yang berpartisipasi pada ekspor perdana lada ke Negeri Matahari Terbit tersebut. Mereka tergabung ke dalam KUB Mitra Tani Sejahtera.

“Untuk tahun ini 20 ton,” ujar Dyah, usai acara peresmian di Area Komplek Kantor Bupati Purbalingga.

“Total kontrak ekspor dengan buyer Jepang 300 ton. 280 ton akan dikirim pada 2023 dan 2024,” lanjutnya.

Dyah menambahkan, KUB Mitra Tani Sejahtera merupakan korporasi petani yang ada di Kecamatan Kejobong dan Pengadegan. Mereka mendapatkan kontrak ekspor dengan total 300 ton sampai tahun 2024.

“Kami optimistis melalui kehadiran program Upland ini mampu kembali membawa lada Purbalingga berjaya. Program Upland juga men-support kegiatan peternakan kambing Jawa randu khas Purbalingga yaitu Kambing Kejobong dan lada,” paparnya.

Dyah berharap launching ekspor secara simbolis ini bisa menyemangati untuk petani-petani lada di Purbalingga untuk kembali bersemangat membudidayakan kembali lada, sehingga lada Purbalingga kembali berjaya dan mampu menjadi jalan untuk mensejahterakan petani.

“Terima kasih atas dukungan dari Kementerian Pertanian melalui program Upland ini, semoga bisa terus saling kolaborasi antara Pemerintah Pusat (Kementan, red) dengan Kabupaten Purbalingga untuk menjadikan petani lebih berdaya dan sejahtera,” kata dia.

Sementara, Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil memaparkan Kementan melalui Ditjen PSP sejak tahun 2021 telah melakukan pembinaan dan juga memberi dukungan terhadap petani lada di Kabupaten Purbalingga, melalui Upland Project. Program ini kemitraan antara Pemerintah Indonesia dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan IFAD.

“Kementan mendorong produk petani bukan hanya diperuntukkan untuk pasar domestik tetapi juga pasar luar negeri atau ekspor. Program Upland menyasar kepada 14 kabupaten salah satunya adalah Kabupaten Purbalingga,” jelas dia.

Dukungan untuk lada bukan hanya disektor hulu (produksi/on farm) tapi juga sektor hilir (pasca panen), termasuk bagaimana petani bisa menjadi sebagai pelaku bisnis dengan membentuk korporasi petani yang harapannya bisa menjadi mediasi koneksi antara produk hasil petani dengan pasar.

“Pemasaran lada selain domestik juga didorong untuk bisa ke pasar mancanegara (ekspor),” lanjut Ali Jamil.

Ia berharap melalui ekspor perdana lada ini, diharapkan bisa menyemangati petani lada serta petani lainnya yang ada di Purbaligga.

“Bahwa kita bisa bersaing dan go internasional,” pungkasnya.

Upland Pacu Produktivitas Petani

Dalam kesempatan itu, Ali Jamil juga menjelaskan pada 12 Oktober 2022, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga telah melakukan pameran One Day With Indonesia Coffee, Fruits, Floriculture (ODICOFF) di Washington DC Amerika Serikat dari produk petani binaan Program Upland Dirjen PSP yaitu produk kopi, lada, beras organik, manggis dan olahan bawang merah.

ODICOFF merupakan program kunjungan ke berbagai negera dalam rangka mendorong ekspor produk pertanian. Pada bulan November tahun ini juga akan dilakukan pameran internasional dari produk petani Upland yaitu di Turkiye, Belanda dan Spanyol.

“Targetnya adalah petani dapat menjual produknya ke luar negeri untuk meningkatkan pendapatan petani serta meningktan devisa ekspor dari sektor pertanian,” tambah Ali Jamil.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan baik program Upland maupun ODICOFF memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia pertanian Indonesia. Terlebih lagi dunia tengah menghadapi situasi krisis pangan.

“Pemerintah terus berkomitmen mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas komoditas pertanian kita,” jelas Syahrul.

Kehadiran Upland misalnya, lanjutnya, amat membantu para petani yang selama ini concern berada di lahan dataran tinggi.

“Kami juga mensupport sistemnya. Kami latih, kami berikan knowledge sehingga terbangun satu sistem pertanian yang lebih baik,” kata dia.

Dijelaskan Syahrul, pihaknya memiliki sejumlah startegi dalam menjaga keberlangsungan produksi dan penyediaan pangan. Salah satunya melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor.

“Untuk merealisasikannya, setidaknya ada sejumlah langkah,” tuturnya.

Pertam, meningkatkan volume ekspor melalui kerja sama dan investasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait, selanjutnya menambah ragam komoditas ekspor dalam bentuk olahan hasil pertanian.

“Dua lainnya adalah mendorong pertumbuhan eksportir baru melalui penumbuhan agropreneur, dan menambah mitra dagang luar negeri melalui kerja sama bilateral/multilateral,” pungkasnya. (ibs)

Exit mobile version