Dituding Sebar Hoax, Kadisnaker Banten Akan Dilaporkan ke Polisi

foto ilustrasi hoax

foto ilustrasi hoax

INDOPOS.CO.ID – Pernyataan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrsi (Disnakertrans) Provinsi Banten Septo Kalnadi yang menyatakan adanya tiga pabrik raksasa di Banten yang akan eksodus ke Jawa Tengah memicu kontroversial.

Pasalnya, pernyataan orang nomor satu di bidang Ketenagakerjaan di Banten itu dibantah oleh humas PT Nikomas Gemilang Supandi Yusuf yang menegaskan bahwa perusahaan tempatnya bekerja tidak pindah ke Jawa Tengah seperti dilansir sebuah media online lokal.

Menurut Supandi, PT Nikomas yang mempekerjakan ribuan karyawan ini justru akan membuat cabang di Jawa Tengah untuk melebarkan sayap perusahaan.“Nikomas tidak pindah dari Serang, Banten. Tapi Nikomas akan bikin pabrik baru di Jawa Tengah. Intinya tidak ada pindah itu,” kata Supandi .

Menyikapi hal ini, pengamat kebijakan publik Banten Moch Ojat Sudrajat berencana akan melaporkkan Septo ke Polda Banten atas dugaan penyebaran hoax yang telah meresahkan masyarakat.

“Pernyataan Kadisnaker Banten sebagai pejabat publik yang menyatakan jika perpindahan 3 Perusahaan besar diantaranya PT Nikomas Gemilang karena terkait besarnya UMK (Upah Minumuman Kabupaten) telah membuat gaduh dan menimbulkan keresahan, baik di kalangan pegawai dan juga menjadi isu nasional dan secara tidak langsung telah menjatuhkan wibawa Provinsi Banten,” terang Ojat kepada indopos.co,id,Mimggu (13/11/2022).

Ojat menambahkan, pernyataan Septo yang disebut sebut akan menjadi ‘kuda hitam’ pengganti M Tranggno sebagai Pj Sekda Banten ini seolah olah tidak memberikan solusi terbaik bagi perusahaan yang berinvestasi di Banten.

“Berita hoax yang disebarkan oleh Septo ini sampai memaksa Menteri Tenaga Kerja menyampaikan pernyataan terkait hal tersebut,” cetusnya

Sementara pakar hukum tata negara Yhanu Setyawan juga menyesalkan pernyataan Kepala Disnaker Banten yang telah membuat gaduh di ruangan publik, dan membuat resah para karyawan pabrik yang disebutkan akan eksodus ke Jawa Tengah.” Tapi ini sekarang fenomenanya, pejabat sering offside dan bahkan potensial dianggap nyebar hoax/rumours,” kata Yhanu.

Yhanu menambahkan, apa yang dilontarkan oleh Kadisnaker Banyen di ruang publik yang telah berhasil membuat gaduh dan meresahkan para pekerja menunjukna kualiats kerja yang tidak menngembirakan.”Itu menunjukkan kualitas kerja pejabat yang tidak menggembirakan, karena salah dalam memahami gejala dan keliru membaca data,” tandas Yhanu.

Pj Gubernur Banten Al Muktabar terkesan memilih diam atas ulah anak buahnya yang telah membuat resah kalangan pekerja tersebut, karena saat dikonfirmasi indopos.co.id melalui sambungan telepn meski dengan nada berdering namun tidak di direspon.

Demikan juga, saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan WhatsApp terkait tanggapan Pj Gubernur atas pernyataan Kepala Disnaker yang menyebutkan adanya 3 pabrik raksasa di Banten yang akan eksodus ke Jawa Tengah juga tidak berbalas meski pesan yang dikirimkan sudah dibaca dengan dua tanda centang biru. (yas)

Exit mobile version