INDOPOS.CO.ID – Di tengah kesibukannya menjadi Asisten Daerah Bidang Administrasi Pemerintah (Asda 1) Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Banten, Dr. Komarudin selaku mantan Penjabat (Pj) Bupati Tanggerang ini menyempatkan diri berbincang dengan wartawan. Dia lantas bercerita suka dan dukanya menjadi abdi negara.
Dia menceritakan berbagai pengalaman menarik dalam pengabdiannya sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Perjalanan hidupnya mulai dari mengabdi sebagai staf hingga meraih gelar doktor (S3) pada usia 42 tahun dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung berjalan begitu mengalir. Bahkan sejak dia kecil hingga menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten dan Asda 1 Pemprov Banten, dia lalui melalui kerja keras dan kejujuran yang menjadi kunci hidupnya.
Suami dari Neneng Suryani ini waktu kecil mengaku yang sangat hobi membaca buku. Berbagai buku bacaan dia lahap.
”Banyak perpustakaan sekolah habis saya baca. Saat itulah mulai terpikir tentang kehidupan di masa datang. Muncul pertanyaan dalam diri saya, bagaimana kehidupan saya nanti jika sudah dewasa. Saya dibesarkan di tengah keluarga yang sangat sederhana, di lingkungan pedesaan. Apa yang harus saya lakukan supaya kehidupan saya di masa mendatang lebih baik dibandingkan dengan saat itu,” ujar Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Tangerang ini, Senin (6/5/2024)
Setelah lama merenung, Komarudin kecil mendapatkan jawaban. Kuncinya adalah pendidikan.
”Hanya dengan pendidikan yang lebih baik yang dapat mengubah kehidupan seseorang,” ungkapnya.
Menyadari pendidikan sangat penting untuk mengubah kehidupan dirinya dan keluarga, Komarudin kecil mulai saat itu serius dalam sekolah.
”Saya bertekad sekolah yang setinggi-tingginya. Akhirnya semua jenjang sekolah mulai dari SD, SMP, SMA selalu saya selesaikan dengan nilai terbaik,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, ketika lulus SMA mulai muncul masalah, bagaimana dirinya bisa kuliah sementara biaya tidak ada, karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.
”Akhirnya saya masuk sekolah yang tidak perlu biaya. Yaitu, sekolah ikatan dinas. Ada beberapa sekolah ikatan dinas yang saya ikuti tes masuknya, akhirnya saya diterima di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN). Jadi saya masuk sekolah ini karena ingin melanjutkan pendidikan. Kuliah, tanpa mengeluarkan biaya,” tuturnya.
Akhirnya kampus STPDN-lah (sekarang IPDN, red) yang mengubah jalan hidupnya. STPDN mengantarkannya menjadi seorang PNS sampai dengan sekarang.
”Walau sudah menjadi PNS, tekad saya untuk sekolah yang setinggi-tingginya tetap kuat. Setelah bekerja, saya menetapkan target pada usia 40 tahun saya harus menyelesaikan gelar S3. Setelah lulus pascasarjana, akhirnya saya berhasil lulus S3 dari Universitas Padjadjaran Bandung pada usia 42 tahun lewat dua tahun dari target semula,” paparnya.
Komarudin juga menceritakan, masa-masa sulit saat mengawali karier PNS ketika masuk kerja pertama setelah lulus sarjana.
”Harus hidup di tempat dengan lingkungan sosial dan budaya yang baru,” tuturnya.
Dia mengaku, pertama kali bekerja sebagai PNS ditugaskan di Kabupaten Tangerang, di wilayah yang sangat terpencil jauh dari perkotaan.
”Keinginan untuk maju dengan belajar dan bekerja yang sungguh-sungguh serta dilandasi kejujuran ternyata menjadi kunci sukses dalam meniti karier,” ujarnya.
Komarudin menambahkan, dalam meniti karier sampai dengan posisi sekarang, dirinya tidak mengandalkan orang lain, apakah itu saudara atau siapa pun.
”Saya meyakini di lembaga atau organisasi mana pun pasti dicari orang-orang yang jujur, yang bekerja sungguh-sungguh dan komitmen yang tinggi. Jika kita memilki karakter seperti itu, pasti kita akan sukses dalam meniti karier di mana pun,” ucapnya.
Dengan prinsip kerja keras, jujur dan memiiki loyalitas dan komitmen tinggi tersebut, dirinya mengikuti open bidding (seleksi terbuka) untuk jabatan Kepala Badan Kepegawaian Dearah (BKD) Provinsi Banten.
”Kebetulan dengan dengan sistem kepegawaian saat ini dibuka ruang untuk berkompetisi bagi pegawai melalui sistem seleksi terbuka dalam menempati jabatan pimpinan tinggi pratama,” katanya.
Komarudin juga mengatakan, dalam menjalani kehidupan, dirinya harus pandai dan bijak dalam menggunakan waktu. Tuhan memberikan waktu yang sama. Yaitu, 24 jam sehari kepada setiap manusia. Siapa yang pandai menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dialah yang akan beruntung.
”Saya berusaha mengalokasikan waktu dengan alokasi untuk bekerja, untuk keluarga dan untuk pribadi. Untuk pribadi harus disisihkan untuk mengembangkan diiri, beribadah dan berolahraga. Untuk keluarga kita sisihkan untuk berinterkasi dengan anak, istri dan keluarga lainya,” tutur owner Restoran Sunda “Mang Engking” Citra Raya Cikupa, Kabupaten Tangerang ini.
Menurutnya juga, olahraga menjadi rutinitas yang dikerjakannya setiap hari. Selain untuk menjaga kesehatan dan stamina, olahraga juga menjadi bagian dalam menjaga dan mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan tubuh secara lengkap.
”Olahraga telah menjadi hobi saya sejak dulu. Dulu waktu muda saya hobi main bola voli. Sekarang saya rutin berolah raga jogging, tiap hari walau hanya 40 menit dan bersepeda, bulu tangkis atau berenang akhir pekan,” cetusnya
Pria yang memiliki dua orang anak yaitu, Alma Nabila dan Aldra Wiksa ini juga mendidik kedua buah hatinya dengan fondasi agama yang kuat.
”Pendidikan agama penting bagi saya sehingga anak-anak wajib mendapatkan pendidikan agama yang maksimal,” lanjutnya.
Anak pertama Komarudin kini telah menjadi penghafal Al-Qur’an 30 juzz dan anak yang kedua dalam proses itu menghafal Al-Qur’an.
”Anak pertama sudah hafal Al-Qur’an 30 juz dan si bungsu dalam proses,” imbuhnya.
Pengalaman sebagai abdi negara dan sebagai Pj Bupati Tangerang, menjadi modal Komarudin untuk mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Tangerang sebagai bakal calon (Balon) Bupati Tangerang periode 2024-2029.
Ia mengaku sudah mengambil formulir pendaftaran di sejumlah partai politik, di antaranya Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). (yas)