Soal Insiden Senggolan di Sirkuit Sentul Berakhir Damai

Pertemuan Pebalap

Ayah pebalap Pandu Padmogani Z, Hazmi Srondol (tengah) bertemu dengan Kang Jalu (kiri) pebalap yang terjatuh saat senggolan dengan anaknya di Sirkuit Sentul. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Dunia balap motor penuh tantangan dan risiko, oleh karenanya disiplin latihan dengan bimbingan pelatih professional perlu, agar tidak terjadi insiden merugikan.

Seperti yang dialami siswa balap 43 Racing School, kerja keras dan latihan pebalap muda berbakat Pandu Padmogani Z, arahan pelatih Ahmad Marta didengar dan diterapkan, namun ada kondisi tertentu tidak dapat terkontrol.

Pada 26 Mei 2022 di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Ia mengalami insiden senggolan yang membuatnya kecelakaan, karena bersenggolan dengan rider lain meski sudah berada di posisi race line, sesuai arahan pelatih balapnya.

Peristiwa itu mengemuka di media sosial dan membuat singgungan antar rider. Namun, hal tersebut lumrah, pasalnya senggolan kerap dialami pebalap profesional.

Ayah Pandu, Hazmi Srondol mengatakan, insiden tersebut dapat diselesaikan secara damai. Kedua belah pihak sudah bertemu dan saling mendukung karier mereka masing-masing.

“Ini kesalahpahaman dan perbedaan status di media sosial. Memang kemarin ada insiden. Waktu itu, saya mewakili anak sedang latihan. Ia hanya mengikiti racing line dan rolling speed arahan dari pelatihnya,” kata Hazmi di Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Ia menuturkan kronologi peristiwa tersebut, anaknya memacu kendaraan roda dua di sirkuit. Kondisi aspalnya dinilainya kurang bagus, mengakibat motornya goyang. Kecelakaan pun tak dapat terhindari.

“Memang awalnya aspalnya kurang bagus. Jadi goyang (motornya), sudut pandang anak saya, mungkin karena kena aspalan itu sedikit geser atau open (dalam dunia balap) anak saya masuk. terjadi senggolan,” tutur Hazmi.

Ia menambahkan, anaknya mengikuti sesi latihan tersebut sesuai arahan dari pelatih. Sekaligus ingin meluruskan bahwa kejadian di sirkuit itu merupakan suatu hal yang tidak bisa diprediksi.

“Jadi kita mengklarifikasi bahwa, kita tidak ada niat jahil. Karena anak kami hanya sekedar mengikuti arahan dan latihan dari sekolah balapnya. Kadi bagaimana mengikuti rolling speed-nya, racing line dan sebagainya,” imbuhnya.(dan)

Exit mobile version