Soal Pertemuan Puan AHY, Ini kata Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing

ahy

Jumpa pers pertemuan perdana Puan-AHY di Plataran Senayan, Minggu (18/6/2023). Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyatakan ada dua hal yang perlu dikritisi dari pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Plataran Senayan, Minggu (18/6/2023).

Dalam pertemuan tersebut, kata Emrus, keluar ucapan bahwa mereka berdua mengaku akrab seperti pertemuan adik dan kakak. Meski begitu ucap Emrus, pernyataan itu dilihat dari ucapan Puan yang menyebutkan bahwa AHY yang menganggap dirinya sebagai kakak.

“Kalau AHY yang menyebut menganggap Puan sebagai kakak itu maka dalam ilmu komunikasi politik itu bermakna psikologi sosiologi dan antropologi ada bentuk sikap rendah hati. Beda jika Puan yang menyebut AHY dengan sebutan “dik”. Itu berarti Puan menujukkan superiornya. Jadi ini bagi saya menunjukkan ada keakraban,” ucap Emrus saat dihubungi INDOPOS.CO.ID.

Pertemuan itu, kata Emrus, tentunya juga menjadi pembelajara politik dan dapat menghapus kebekuan komunikasi politik antara PDIP dan Demokrat selama ini.

“Ini akan menjadi embrio yang selama ini para senior mereka komunikasinya tidak berjalan dengan baik. Tapi dibawah mereka (Puan-AHY) aktor politisi yang muda akan lebih mudah mencairkan hubungan” ucapnya.

Kemudian Emrus, mengkritisi pernyataan Puan Maharani dan AHY pertemuan ini bukanlah menjadi yang pertama dan terakhir untuk mencapai titik temu.

“Saya kira pernyataan bu Puan Maharani itu artinya telah terjadi proses pembicaraan yang diperlukan pembahasan lebih dalam. Bahwa kesepakatan-kesepakatan dalam hal ini kepentingan politik tentunya tidak cukup terjadi hanya dengan sekali bertemu,” ucapnya.

Hasil pertemuan ini pun disimpulkan oleh Emrus sebagai kesan pertama.

“Pertemuan pertama ini adalah pertamuan yang urgent dan sangat penting atau istilah dalam ilmu komunikasi adalah kesan pertama. Kesan pertama yang saya kira terbuka lebar untuk pertemuan selanjutnya” ujarnya.

Apakah ada tawaran manis yang ditawarkan PDIP dan AHY dalam pertemuan itu sehingga diperlukan pertemuan lanjutan? Kata Emrus, sangat mungkin dalam pertemuan kedua putra atau putri dari mantan presiden Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono itu terjadi pembicaraan untuk mengakomodir kepentingan politik.

“Bisa jadi pertemuan itu kembali membicarakan peluang bakal cawapres AHY untuk Ganjar atau pembagian kekuasaan jabatan di kementrian ataupun jabatan lainnya nanti. Sehingga jika ada hal yang kongkret dan saling menguntungkan satu sama lain yang mengakomodir kepentingan politik kedua belah pihak saya kira akan bisa menjadi awal berkoalisi antara PDIP dan Demokrat” tukasnya.

“Terlebih lagi jika AHY tidak bisa menjadi cawapresnya Anies di koalisi bersama PKS dan Nasdem dan ternyata Demokrat meyakini peluang kemenangan Anies sangat kecil di Pilpres nanti, maka bisa saja Demokrat akan menimbang ulang koalisinya untuk mendukung Anies dan berpindah menjadi pendukung Ganjar,” pungkasnya menambahkan. (dil)

Exit mobile version