Immanuel Ebenezer Respons Hasto soal Jokowi Cukup Temui Kader Anak Ranting PDIP

Immanuel Ebenezer Respons Hasto soal Jokowi Cukup Temui Kader Anak Ranting PDIP - Immanuel Ebenezer - www.indopos.co.id

Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer. Foto: Instagram/@immanuelebenezer

INDOPOS.CO.ID – Pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut Kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin ketemu Megawati Soekarnoputri maka harus bertemu lebih dahulu anak anak ranting PDIP, menuai kecamatan dari para pendukung Jokowi.

Ketua Umum Jokowi Mania Immanuel Ebenezer misalnya, mempertanyakan maksud Hasto. Dia menilai pernyataan itu tak pantas disampaikan oleh petinggi partai politik.

“Katanya kita butuh sosok negarawan? Kok perilakunya seperti preman jalanan yang penuh dengan sinisme?” kata Immanuel melalui pesan singkat, Sabtu (13/4/2024).

Immanuel mengingatkan saat ini masih dalam suasana Idulfitri. Seharusnya momen ini digunakan untuk saling bermaafan.

Dia menyarankan Hasto dan PDIP berhenti sinis ke Jokowi. Menurutnya, Hasto semestinya memberi contoh positif.

“Silaturahmi di bulan yang penuh berkah ini kita sebagai kader bangsa haruslah bisa memberi suatu hal yang positif, bukannya sinisme politik yang hanya merugikan kita sebagai anak bangsa,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, baik Jokowi maupun Megawati keduanya tidak saling berkunjung saat keduanya menggelar open house lebaran. Hal ini tentunya tidak seperti lazimnya seperti lebaran beberapa tahun sebelumnya, dimana keduanya terlihat sangat harmonis.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menyatakan rencana pertemuan Jokowi dan Megawati agar tidak dilakukan terburu-buru, meski ia menyadari momentum Lebaran Idulfitri merupakan waktu yang tepat untuk melakukan silaturahmi atau halal bihalal, merupakan kegiatan saling bermaaf-maafan.

Sebab, ucap Hasto, anak ranting partai berlambang kepala banteng itu meminta lebih dulu bertemu.

“Anak ranting justru mengatakan sebentar dulu, biar bertemu dengan anak Ranting dulu karena mereka juga jadi benteng bagi ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Hasto di Jakarta, dikutip, Sabtu (13/4/2024).

Apalagi pelaksanaan Pemilu 2024 diwarnai polemik di tengah masyarakat, lantaran ada dugaan penyalahgunaan kekuasaan dilakukan penguasa. Hal tersebut menjadi pertimbangan soal rencana persamuhan tersebut.

“Bukan persoalan karena PDI Perjuangannya, tetapi lebih karena bagaimana Pemilu 2024, khususnya Pilpres yang didambakan menjadi legacy dari Presiden Jokowi, tapi ternyata justru merupakan puncak dari abuse of power dari presiden,” kritik Hasto. (dil)

Exit mobile version